48

137 10 1
                                    

Haii semua kembali lagi nihh

Seperti biasa jangan lupa vote, comment dan follow akun author gak bayar kok hehehe

.
.
.
.
.
Happy reading guyssss

....................

   " Ehh Van gue mandi dulu deh ni gak nyaman bener tubuh gue. " ucap Amara sambil berlalu ke arah tangga menuju lantai dua.
   
     Jangan salah ia tau kamar berada Disana karena tadi ia sudah melihat mansion ini seperti tembus pandang, jadi ia tak ragu untuk melangkah.

    Sedangkan Revan ia hanya melihat Amara yang berjalan tanpa bertanya padanya seakan ia sudah tau letak tempat yang akan ia tuju, ya Revan tak tau jika tadi Amara sempat meminum air dari danau depan, ia hannya merasakan ada perubahan pada sistemnya seperti diperbarui tapi tidak ada pemberitahuan dari sistem.

" Aneh" ucap Revan mengurut keningnya saat ini ia dalam wujud manusia karna ingin melatih Amara untuk lebih tangkas sekaligus persiapan untuk bisa diterima menjadi agen .

******

    Saat ini mereka berdiri berhadapan Amara dengan pedang kayu dan Revan hanya dengan memegang ranting yang terlihat sangat mudah dipatahkan.

     " Van Lo bercanda ngelatih gue pakek itu ranting? ,Cailah paling sekali kena juga udah patah tu ranting, lu ngeremehin gue apa gimana sih ?," Ujar Amara menatap Revan kesal, posisi yang tadinya ia sudah memasang kuda kuda kembali berdiri tegak dengan tangan dipinggang.

     "Jangan melihat sesuatu dari luarnya .... Lo emang bener ini ranting emang mudah patah dalam sekali kena pedang kayu Lo tapi, apa bisa Lo patahin ranting rapuh ini ? Buktiin klo Lo bisa ," revan memang sengaja memprovokasi Amara agar ia merasa tertantang dan tidak menganggap remeh sesuatu.

    " Aissss keknya barusan ada setan lewat deh makanya gue jadi bodoh mendadak kan kita gak boleh remehin sesuatu yak, ya udah deh yok mulai aja gue mau fokus supaya pas tes gue bisa lolos ."

      Mereka sudah berlatih hampir 3 jam tapi sampai saat ini pedang kayu Amara yang kokoh belum pernah sekalipun menyentuh ranting di tangan Revan .

    Amara bahkan sudah ngos-ngosan tapi Revan tak memberi ia celah untuk beristirahat semenit pun ia terus melancarkan serangan jika diperhatikan banyak bagian tubuh Amara yang sudah memar terkena pukulan dari Revan .

      Kali ini Revan tak hanya melatih Amara tapi juga mengajarkan agar tidak memandang remeh sesuatu.

 
      Delapan menit lagi tepat empat jam mereka latihan Revan bisa merasakan ada perkembangan dalam latihan kali ini Amara yang awal tadi kalah bahkan sudah tiga jam berlatih tanpa ampun oleh Revan Amara belum bisa mengalahkan Revan bahkan mematahkan ranting itu, namun sekarang rasanya Amara lebih lugas dalam bergerak, kecepatan yang meningkat bahkan ranting tadi sudah patah .

     " Van udah gue cape banget ni kali gue udah kek jeli lemes banget, badan gue juga rasanya remuk semua ,"Amara memelas sambil berbaring di rumput-rumput ia sudah sangat kelelahan. Baginya ini sebuah pencapaian besar bagi kaum rebahan sepertinya.

       " Ya udah lebih baik Lo istirahat besok kita lanjut ,"Revan sedikit meringis melihat begitu banyak memar yang ada di tubuh Amara jadi ia langsung men- teleport mereka ke ruang tamu.

     Amara yang merasa nyaman akan ke empukan sofa langsung tertidur sangat terlihat raut kelelahan di wajahnya.

......................

Haiii maaf ya lama up sebenarnya udah di ketik tapi lupa di publish hehehe

Maaf lah saya nih agak pelupa

Jangan lupa di vote,komen ,dan follow akun ini ya guyss gak bayar kok

      

TRANSMIGRASI TO NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang