49

146 8 1
                                    

Haii semua kembali lagi nihh

Seperti biasa jangan lupa vote, comment dan follow akun author gak bayar kok hehehe

.
.
.
.
.
Happy reading guyssss

.................

       Sudah sebulan lebih Amara berada di ruang dimensi berlatih dengan Revan tak semudah yang ia bayangkan .

     Tak ada yang namanya keringanan, sudah banyak luka memar dan luka lecet saat badannya terlempar. Tak terhitung sudah  berapa kali ia menyembuhkan diri dengan kekuatannya .

    Sudah banyak perubahan dari sejak awal mereka berlatih dilapangan depan pesantren kini Amara sudah berhasil beberapa kali menjatuhkan Revan. Sebagai lawan tanding Revan sangat tangguh sangat sulit untuk menjatuhkannya bahkan Amara ragu , apa dia yang berhasil menjatuhkan Revan atau Revan yang mengalah .

    Di depan Amara kini berdiri bangunan yang terlihat seperti bangunan kantor banyak orang yang berlalu lalang masuk sebenarnya ia ragu gedung yang ia tuju tempat agen tapi kenapa ini seperti kantor perusahaan biasa bukan seperti yang ia bayangkan dan seperti yang ia baca di novel  .

      Biasanya di novel markas agen di tengah hutan atau tempat tersembunyi tapi kenapa ini ada di pusat kota , padahal ia sudah menyiapkan mental untuk mengahadapi banyak binatang di hutan.

       Dengan ragu ia mulai melangkah sampai di depan pintu kaca ia disuruh untuk menempelkan kartu untuk akses masuk . Amara menyerngit heran namun ia ingat ia mempunyai kartu tanda pengenal yang ia dapat dari paket tanpa tanda pengenal namun ntah kenapa Revan menyuruh nya membawa kartu itu .
Ia mencoba menempatkan kartu itu pintu mulai bergeser saat sibuk menatap kedalam gedung ia di ajak oleh seorang perempuan yang juga memakai kartu yang sama sepertinya untuk menemui seseorang.

  
       Di depannya kini ada seorang pria tua ia menatap heran juga marah pasalnya saat baru saja masuk ia sudah di sambut dengan lemparan dua pisau kecil juga lima tembakan. Siapa yang tak marah juga heran baru pertama kali ketemu sudah disambut dengan sambutan yang sangat ice cream itu ehhh maksudnya ektrim.

        " Permulaan yang bagus anak muda " Amara memandang aneh pria tua yang menampilkan smirk .

      " Apa maksudnya?"

      "Hanya ingin melihat apa kau pantas atau hanya sedang mengalami keberuntungan"

     "Ouhh anda meragukan ku bagaimana dengan______ pertandingan kecil agar anda tau ini kehebatan atau hanya sekedar kebetulan" Amara balas smirk.

      " Semangat yang bagus, Ikut aku ."

    Pria tua itu membawa Amara ke ruangan yang terlihat seperti stadion, sangat luas ada tempat memanah di ujung,ring untuk latihan namun di bagian pojok lain ada sekat seperti ada ruangan lain disana. 

     Sampai di atas ring tanpa ba-bi-bu mereka mulai memasang kuda kuda pria tua itu menyerang lebih dulu kemudian dibalas Amara dan begitu seterusnya tapi sangat sulit untuk menjatuhkan pria tua itu. dilihat dari umurnya , seharusnya tak susah untuk menjatuhkannya namun ternyata sangat sulit sangat susah mencari celah dalam pertandingan ini .

        Tak perlu diragukan pria tua itu bagian dari agen pastinya kekuatan dan ketangkasan nya sangat bagus.

................

        Lagi lagi Amara mendapatkan luka dan memar kali ini lukanya bukan  gesekan karna terlempar tetapi gesekan dari peluru, jika tadi ia sedikit saja terlambat mungkin beberapa peluru akan bersarang di badanny .

     Saat membuka pintu Amara hanya fokus pada kakinya saja ia berjalan tertatih tatih menuju sofa namun saat mendengar suara orang berteriak memanggil namanya ia kaget karna melihat kedua temannya dan seorang lagi Abang dari Aileen sahabatnya.

      "AMARA LO KENAPA BISA GINI ?"

     "kenapa____"

....................

Sampai sini dulu gesss

Btw maaf ya lama gak up sebenarnya gak sibuk tapi pas mau up selalu lupa terus laptop nya juga lagi gak ada sebenernya bisa pake hp tapi outline ny di laptop 😭😭

     

     

TRANSMIGRASI TO NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang