51

99 5 0
                                    


Haii semua kembali lagi nihh

Seperti biasa jangan lupa vote, comment dan follow akun author gak bayar kok hehehe

.
.
.
.
.
Happy reading guyssss


   "Mulai perang " jawab Liza sinis ia sangat kesal dengan Amara yang sedang tak peka ini.

     "Hah ? Perang ? Aduh ni otak ngelag karna lapar udahlah nanti lagi bahas perangnya yok makan dulu "

     Sudah dibilang kan Amara kalo sedang lapar memang otak nya seperti bermasalah bahkan Aileen dan Liza hanya bisa menghela nafas melihat Amara seperti menganggap serius tentang perang yang mereka maksud.

     

    
       Akramul menatap heran apa maksud teman dari adiknya perasaan sedari tadi mereka tidak membahas perang tapi kenapa tiba-tiba topik mengarah ke sana.

      Fariz yang melihat sang adik susah mengambil lauk yang memang jauh dari posisi adiknya langsung berdiri mengambil dan langsung menaruhnya di piring sang adik tanpa banyak bicara. Ia juga membantu Amara mengambil nasi dan lauk.

     Liza dan Aileen yang melihat perlakuan abangny tak bisa melunturkan senyum keduanya saling tatap sambil menaikkan alis bersamaan jujur mereka terkejut dengan perlakuan gentle Fariz. Bagi Liza ia mungkin sudah biasa abangny memang orang yang sangat perhatian kepada orang yang ia sayang tapi ia tak menyangka abangny terhadap kesusahan Amara.

     Mereka mulai makan dalam diam namun akramul menangkap pergerakan Amara yang memegang sendok dengan tangan kiri karna tangan kanan yang mulai terasa begitu perih.

    Tanpa banyak bicara akramul langsung mengambil sendok dan piring Amara dan beralih ia yang menyuapi Amara sambil sesekali juga memakan nasinya sendiri, sebenarnya Amara ingin berteriak jika ia takut baper tapi keadaan tangannya yang terasa semakin perih bisa menahan mulutny yang ingin berteriak bahkan seperti ny senyumpun akan susah sudut bibirnya juga sedikit pecah saat terkena tonjokan tadi.

     Aileen yang melihat kejadian itu dari awal dan melihat wajah Amara yang sudah memerah langsung menyenggol Liza, Liza yang sedari tadi fokus makan menoleh ke arah depan sesuai instruksi Aileen yang membuat ia langsung menutup mulutnya menggunakan tangan.

     Mereka berdua berusaha tidak tertawa melihat wajah memerah Amara apalagi saat ini mereka masih di meja makan.

      Amara menutup pintu kamarnya ia berjalan ke sofa di balkon sambil menatap langit malam yang terlihat terang dengan bulan bulat penuh juga bintang yang terlihat indah.


       Tiba-tiba ia teringat dengan tokoh utama king beberapa hari ini ia baru teringat jika Revan mengatakan hanya orang suruhan king yang menjaganya dari jauh tapi ia tak pernah lagi melihat king ingin bertanya kepada revanpun rasanya ia malas, bukan ia tak merindukan king hanya ia merasa heran tiba-tiba ia seolah menghilang.

   Keesokan harinya Amara harus ke kampus karena ada kelas pagi tadinya Aileen ingin menjemput nya tapi ia menolak mengatakan bisa berangkat sendiri dengan mobil, ya apa susahny ia bisa menyuruh Revan mengendalikan nya nanti.


     "Yooooo apa kabar pren semua adakah kalian merindukan adinda yang lemah lembut ini ?" Baru memasuki kelas saja ia sudah heboh seakan sudah lama tidak bertemu.

     " Dihhh lemah lembut konon ogah rindu sama Lo Ra ntar yang ada gua ikutan gila lagi " sahut Juwita dengan gayanya yang kalo kata Amara sebenarnya sama saja seperti dia gilanya.

........................

   Hai sampai sini dulu ya bay bay 👋

Seperti biasa jangan lupa vote dan komen guys


  
 

TRANSMIGRASI TO NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang