Part 1

2.1K 83 1
                                    

"Kamu itu udah nggak punya hak atas keluarga ini," hardik seorang wanita dengan tatapan yang terkesan merendahkan.

"Kenapa?! Saya adalah wanita pertama dari keluarga lain yang menginjakkan kaki di sini!" bentak Fazha.

"Al-Fazha Humaira! Istri dari seorang Muhammad Azhka!" imbuh Fazha.

"Oh ya? Sombong banget, ya, seorang wanita dari keluarga biasa yang menikah dengan putra Kiyai, tapi sekarang sok berkuasa. Padahal suaminya pun udah di dalem tanah," ucap wanita itu.

"Ya, saya akui. Saya memang dari keluarga biasa! Saya bahkan tidak memiliki gelar 'Ning' seperti anda. Tapi setidaknya saya punya adab. Apalah daya seorang putri Kiyai yang bergelar 'Ning' tapi adabnya buruk!" cibir Fazha.

"Jaga ucapan kamu, ya! Liat aja, saya bakal nyingkirin kamu dari sini, dan Ummi hanya akan menganggap saya sebagai menantunya!" bentak wanita itu.

"Silahkan! Saya nggak keberatan. Saya juga cukup punya banyak uang. Saya punya rumah sendiri, punya mobil, punya dua orang anak. Saya tipe orang yang always happy, sih," jawab Fazha dengan santainya.



"Mama kenapa?" tanya seorang anak kecil yang duduk berhadapan dengan Fazha.

"Mama nggak papa, Sayang. Mama cuma capek," jawab Fazha yang langsung menyeka air matanya.

"Oh iya, Afkar mana?" tanya Fazha.

"Tadi main sama Reyna," jawab Akhtar.

Ya, Akhtar dan Afkar, kedua putra kembar Fazha dan almarhum Gus Azhka yang kini telah berusia 3 tahun.
3 tahun lamanya setelah kepergian Gus Azhka, kini Fazha harus kuat demi kedua anaknya. Ia hebat karena bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk anak-anaknya.

Reyna adalah putri kecil Erik dan Qayla yang kini juga berusia 3 tahun. Sementara Risa dan Riyan, mereka telah dikaruniai seorang anak perempuan yang kini masih berusia 2 tahun.

"Eumm ... Akhtar mau ikut main sama Reyna juga, ya," ucap Akhtar.

"Iya, tapi jangan jauh-jauh, ya. Bentar lagi kita pulang," jawab Fazha. Saat itu mereka memang sedang berada di pesantren.



"Gus Azhka, kenapa di sini Fazha ketemu sama orang jahat? Fazha capek ... banget. Fazha nggak tau harus ngadu ke siapa. Gus Azhka tau nggak, sih? Ning Syafa, istrinya Gus Azhmi, itu sering banget ngehina Fazha. Tapi Fazha nggak berani bilang ke siapa-siapa, Fazha cuma bisa mendem sendiri. Gus Azhka denger Fazha, 'kan?" ucap Fazha, ia berbicara sendiri seolah melihat Gus Azhka di hadapannya.

"Gus Azhka tau nggak sih?! Fazha menderita di sini ...!!" teriak Fazha yang tak dapat menahan tangisnya.

Tiba-tiba tangisannya terhenti ketika mendengar pintu kamarnya diketuk.

"Si-siapa?" tanya Fazha.

"Ummi," jawab seseorang dari luar. Fazha pun langsung membukakan pintu.

"Fazha kenapa?" tanya Nyai Fatimah dengan lembut.

Fazha menggelengkan kepalanya, "Fazha cuma kangen Gus Azhka."

"Sering-sering kirim do'a, ya, Sayang," jawab Nyai Fatimah. Mereka duduk di tepi ranjang dan saling merangkul.

"Kamu kenapa, Za? Perasaan Ummi perhatiin akhir-akhir ini sering murung, terus jarang ke sini. Kenapa? Ada masalah?" tanya Nyai fatimah.

"Nggak ada kok, Ummi. Fazha cuma sibuk di klinik," jawab Fazha dengan tersenyum simpul. Ya, sekarang ini ia telah menjalankan profesinya sebagai psikolog klinis.

Perjalanan Al-FazhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang