“Assalamu'alaikun …,” ucap seseorang yang mengejutkan Fazha dan Zayan.
“Eh, Wa-wa'alaikumussalam,” jawab Fazha yang langsung menyeka air matanya.
“Za, kenapa? I-itu … foto pernikahan aku, 'kan?” tanya Fathan.
“I-iya. Ma-maaf. Tadi Zayan nangis makanya aku langsung cepet-cepet ke sini,” jawab Fazha.
“Dan … a-aku kenal perempuan ini. Naura, 'kan?!” imbuh Fazha lalu menatap kembali foto itu.
Ya, Naura! Ternyata ia pernah menikah dengan Fathan. Bagaimana bisa? Bagaimana ceritanya?
“Dia istriku. Kamu kenal, Za?! Kamu tau dia di mana sekarang?!” pekik Zayan.
“Sebelum aku jawab, tolong ceritain dulu awal mula kamu nikah sama dia!” Fazha menatap tajam ke arah Farhan.
“Perjodohan,” lirih Fathan.
•
•
•________
*FLASHBACK ONFathan dan Naura, mereka menikah atas permintaan terakhir kedua orang tua Naura sebelum meninggal karena kecelakaan. Sementara Fathan, kala itu hanya tinggal bersama ibunya karena ayahnya telah meninggal 2 tahun lalu.
Fathan dan Naura pun akhirnya menikah. Namun, rumah tangga mereka selalu buruk, terutama karena Naura yang tidak mencintai Fathan sama sekali. Sementara Fathan, ia selalu memaksa dirinya sendiri agar menumbuhkan cintanya untuk Naura.
1 tahun telah berlalu, Fathan mulai bisa mencintai istrinya itu, namun tidak dengan Naura. Dan kini mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki, nun bukannya menjadi kabar gembira, hal ini malah menjadi perdebatan atas keduanya.
“Kita nikah cuma karena terpaksa! Dan dulu aku pernah bilang, talak aku setelah anak kita lahir!” bentak seorang wanita muda yang tak lain adalah Naura.
“Egois kamu, Naura! Kamu nggak kasian sama anak kita?! Dia masih bayi, Nau!” bentak Fathan lalu merobek-robek kertas yang berisi surat perceraian itu.
“Oke, kalo kamu nggak mau cerai, aku bakal tetap pergi, aku nggak peduli!”
“Oke, deh, terserah! Pergi sana, pergi selamanya! Aku nggak sudi punya istri durhaka kaya kamu! Jangan pernah balik lagi, Nau! Denger, ya, Nau. Suatu saat kalo kamu meninggal, tapi kamu belom sempet minta maaf ke aku, kamu m4ti dalam keadaan kafir, Nau!”
Fathan mendorong tubuh Naura dengan kasar dan menendang sebuah koper. Kini emosinya benar-benar memuncak, ia mengucapkan segala sumpah serapah.
“Aku nggak peduli sama ceramahan kamu itu!”
“PERGI KAMU!”
Tanpa berkata-kata lagi, Naura pun pergi meninggalkan Fathan dan anaknya itu.
*FLASH BACK OFF
________•
•
•“Astaggfirullah …,” lirih Fazha yang kembali menangis.
“Di mana Naura, Za?!” tangis Fathan.
Tanpa mereka sadari, ternyata sedari tadi ada Hafidz dan Suci di sana. Untuk menjaga mental Zayan, Hafidz langsung mengajaknya pergi dari sana. Ia masih terlalu dini untuk mengetahui hal itu.
“Naura … dia itu sempat jadi orang ketiga di rumah tanggaku. Waktu dia menikah sama kamu, sebenernya dia itu cintanya sama suami aku, Gus Azhka. Ta-tapi … Naura meninggal karena bundir,” jelas Fazha yang membuat Fathan sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Al-Fazha
Teen Fiction[Follow sebelum membaca] Note: Cerita ini merupakan kelanjutan dari "Gus Halalku" ____ Al-Fazha Humaira, yang kini telah menjadi singel parents. Ia harus menjadi ibu, sekaligus ayah untuk kedua anaknya di usianya yang ke-21 tahun, itu masih sangat...