“Bunda …!” teriak Reyna yang berlari menghampiri Erik dan Qayla, diikuti oleh Akhtar di belakangnya.
“Apa, Sayang?” tanya Qayla.
“Afkar hilang, Tante!” sahut Akhtar.
“Kok bisa?!” pekik Erik dan Qayla bersamaan.
“Nggak tau. Tadi Akhtar sama Reyna lagi asyik main. Terus kita nggak sadar kalo Afkar udah nggak ada,” jelas Akhtar yang membuat panik Erik dan Qayla.
“Kamu cari di sekeliling rumah. Biar aku yang keliling kompleks!” ucap Erik lalu melangkah pergi.
“Ya Allah … gimana ini. Mana anak orang!” geram Qayla. Ia mencari keponakannya itu di semua ruangan rumah namun tidak menemukannya.
“Afkar … kamu di mana, Nak?!” teriak Qayla yang suaranya menggema di seluruh penjuru rumah.
“Tadi pas kalian lagi main, di belakang ada orang lain nggak?” tanya Qayla.
“Nggak ada, cuma ada kita bertiga kayanya,” jawab Reyna.
“Haduhh … anak kecil nggak bisa diandalkan,” gumam Qayla.
Sudah hampir satu jam mereka mencari Afkar, namun tidak menemukannya, bahkan mereka tidak mendapati petunjuk apapun.
“Gimana ini, Mas?” tanya Qayla.
“Sabar-sabar … jangan panik. Dugaanku ini bukan penculikan. Kalo emang benar Afkar diculik, kenapa cuma Afkar yang dibawa? Kenapa Akhtar sama Reyna enggak? 'Kan nggak masuk akal, tuh,” jelas Erik.
“Ya Allah, Mas. Kita harus bilang apa sama Fazha?! Qayla nggak enak, Mas!” ucap Qayla dengan wajah yang berderai air mata.
•
•
•“Ihs, tu orang bukannya bantuin!” gumam Fazha yang saat itu tengah sibuk bergulat dengan masakannya. Sementara Ning Syafa hanya menonton sembari duduk santai.
Tak lama kemudian, terdengar suara ucapan salam dari pintu dapur. Ya, ternyata Gus Azhmi yang datang.
“Assalamu'alaikum,” ucap Gus Azhmi.
“Wa'alaikumussalam,” jawab Fazha dan Ning Syafa bersamaan. Ning Syafa langsung menghampiri suaminya itu dan memeluknya dengan manja.
“Mas Azhmi … Syafa capek tau! Masa dari tadi Syafa masak sendirian, Mba Fazha nggak mau bantuin kalo nggak disuruh,” celetuk Ning Syafa.
Fazha sontak membelalakkan matanya mendengar ucapan kurang ajar yang keluar dari mulut Ning Salwa. Namun ia tak berani berkata apa-apa.
“Kalo capek … ya istirahat,” ucap Gus Azhmi dengan lembut.
“Tapi nanti masaknya gimana?” tanya Ning Syafa.
“Eumm … Mba, tolong gantiin Syafa dulu, ya,” ucap Gus Azhmi dengan lembut pada Fazha.
“Ooh … iya-iya, Fazha nggak keberatan! Sekarang … Gus Azhmi sama Ning Syafa mending istirahat aja,” jawab Fazha dengan tersenyum lebar hingga menyipitkan kedua matanya.
“Emang dasar istri su'ul adab!” ucap Fazha dalam hati.
(Su'ul adab: adab yang buruk).
Fazha kembali melanjutkan ritual masaknya. Sekuat mungkin ia menahan air matanya agar tidak keluar. Tiba-tiba suara dering ponsel membuatnya menghentikan aktivitasnya. Ia lalu mengambil ponselnya yang berdering di atas meja.
“Qayla,” gumam Fazha lalu mengangkat telepon tersebut.
[“Hallo, Assalamu'alaikum, Za.”]
“Wa'alaikumussalam. Ada apa, Qay?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Al-Fazha
أدب المراهقين[Follow sebelum membaca] Note: Cerita ini merupakan kelanjutan dari "Gus Halalku" ____ Al-Fazha Humaira, yang kini telah menjadi singel parents. Ia harus menjadi ibu, sekaligus ayah untuk kedua anaknya di usianya yang ke-21 tahun, itu masih sangat...