Part 22

1.1K 73 0
                                    

Orang-orang mengatakan, “Tidak ada obat bagi rindu kecuali pertemuan.”
Lalu bagaimana caraku mengobati kerinduan dengan orang yang telah beda alam denganku? Sedangkan pertemuan tidak bisa didapatkan.

~Al-Fazha Humaira~

************

“Za, kamu 'kan masih muda. Kalo suatu saat datang seseorang yang akan menggantikan posisi Gus Azhka dalam hidup kamu, apa keputusan kamu?” tanya Hafidz yang masih terus fokus menyetir.

Fazha kembali bertanya, “Kok Abi nanya gitu?”

“Kamu berhak bahagia, Nak. Kamu masih terlalu muda untuk menghadapi semuanya sendirian,” jawab Hafidz.

“Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang keriterianya 100% sama persis kaya Gus Azhka!”

“Bukan itu yang Abi bahas! Abi cuma nanya, apa keputusan kamu kalo suatu saat ada yang ingin menggantikan peran Gus Azhka dalam perjalanan hidup kamu?”

Fazha terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Sejauh ini, ia memang belum menemukan satu orangpun yang mampu membuatnya melupakan Gus Azhka.

“Fazha nggak tau, Bi.”

“Lho, kamu harus punya pendirian, dong.”

“Tapi sejauh ini, belom ada satu lelaki pun yang bikin Fazha jatuh cinta. Entah kenapa Fazha masih menganggap kalo Gus Azhka itu selalu ada di samping Fazha.”

Hafidz hanya tersenyum menanggapi jawaban putrinya itu. Bagaimanapun juga, ia tak bisa memaksa Fazha untuk menerima lamaran Fathan nantinya. Meskipun sekarang Fazha belum mengetahuinya, namun ia sendiri yang akan memutuskan.

Fazha kembali larut dalam lamunannya. Pikirannya tak pernah lepas dari mengingat masa-masa indahnya bersama Gus Azhka.

********

“Kalo misalnya Gus Azhka masuk ke dunia novel, apa yang bakal Gus Azhka lakuin?” tanya Fazha.

“Saya akan melakukan apapun, sesuai dengan yang penulis arahkan,” jawab Gus Azhka dengan tersenyum simpul.

Fazha kembali bertanya, “Kalo Gus Azhka menjadi tokoh figuran di cerita itu, apa yang bakal Gus Azhka lakuin?”

“Saya akan menjadi tokoh figur protagonis dan membantu tokoh-tokoh lain menyelesaikan konfliknya,” jawab Gus Azhka dengan mantap.

Merasa belum puas dengan jawaban Gus Azhka, Fazha lagi-lagi mengajukan pertanyaan, “Kalo di situ Gus Azhka menjadi salah satu tokoh yang berperan penting bagi sang tokoh utama, apa yang bakal Gus Azhka lakuin?”

“Saya akan selalu ada di sisi sang tokoh utama tersebut,” jawab Gus Azhka yang lagi-lagi di sertai senyumannya walaupun pertanyaan Fazha cukup tak masuk akal baginya.

“Kalo ternyata sang tokoh utamanya adalah seseorang bernama Al-Fazha Humaira, apa yang bakal Gus Azhka lakuin?” tanya Fazha dengan tawa kecilnya. Nampaknya ia sengaja mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti itu.

“Saya akan menua bersamanya. Saya akan membantunya menyelesaikan kisahnya dan menciptakan happy ending bersamanya,” jawab Gus Azhka yang berhasil membuat Fazha luluh.

Perjalanan Al-FazhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang