Setelah malam itu Xiaoting tidak masuk kerja selama dua hari, Jake sebenarnya khawatir wanita itu sakit atau kenapa-kenapa tapi sekali lagi pria itu gengsi dia tidak menghubungi Xiaoting sama sekali, dia malah tenang karena tidak ada yang menganggunya selama dua hari itu.
Jake baru saja selesai memarkirkan mobilnya diparkiran kantor, dia menghela nafas panjang saat melihat xiaoting bersandar di pintu mobil berwarna hitam, sambil memandangi kukunya yang dicat merah terang.
Wanita itu terlihat baik baik saja, bahkan ia berlari kecil menghampiri Jake saat pria itu baru saja turun dan menutup pintu mobilnya.
Xiaoting tersenyum cerah dan langsung mengandeng tangan Jake mengajak nya untuk jalan bersama ke dalam kantor.
Seakan lupa dengan janjinya kemarin, Xiaoting bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
"Lo lupa ya?" Sinis Jake.
"Lupa apa hmm?" Wanita itu malah bertanya dengan polosnya.
"Gak usah pura-pura amnesia deh, lo janji gak bakal ganggu gue lagi, gue udah nurutin apa kemauan lo, sekarang tepatin janji."
"Kapan? Aku gak pernah ngomong kayak gitu?" Xiaoting pura-pura tidak mengingatnya.
Jake menarik nafas panjang, sabar. Kalau saja Xiaoting seorang pria mungkin sudah ia hajar saat ini juga.
"Lepasin tangan lo atau-"
"Atau apa?" Pungkas Xiaoting, wanita itu menampakkan wajah aslinya, ia bertanya seperti menantang pada Jake.
Jake melepas paksa tangan Xiaoting yang masih menggandengnya, lalu pria itu berdiri dihadapannya.
Jake sudah muak dengan jalang ini, kekanak-kanakannya , kelicikannya dan lain-lainnya.
Pria itu lantas mencengkram rahang Xiaoting dengan satu tangannya, mengangkat nya sedikit hingga Xiaoting mendongak melihat wajah Jake.
"Jangan sampai kesabaran gue habis."
Wanita itu terkesiap, Xiaoting susah payah menelan salivanya, baru kali ini Jake kasar secara fisik, rahangnya terasa sakit karena Jake mencengkeramnya terlalu kuat.
"Jake," Lirihnya mencoba menyingkirkan tangan Jake dari wajahnya.
Jake melepaskan cengkramannya, ia melengos lantas pergi meninggalkan Xiaoting yang masih tertegun.
"Cih," Xiaoting berdecih.
"kamu pikir kesabaranku tidak ada batasnya, hah?" Wanita itu menatap tajam punggung Jake yang semakin lama semakin menjauh.
Jake menggeser kursinya kebelakang memberi sedikit ruang agar ia bisa duduk, dia menaruh tasnya kasar diatas meja.
Jake melirik Sunoo yang tengah berbicara sendiri dengan ponsel yang senantiasa menempel ditelinganya.
Sunoo sesekali tersenyum malu-malu disela percakapannya, Jake sudah bisa menebak siapa orang yang sedang berbicara dengan Sunoo di telepon, itu sudah pasti Bella.
Melihat itu Jake semakin kesal, ia menyumpahi Sunoo agar cepat bercerai dengan Bella. Tapi setelah itu ia langsung merutuki dirinya sendiri, dia tak punya hak untuk bersikap seperti itu.
Jake terjebak dengan wanita licik yang kepribadiannya berbeda 180° dengan Bella.
Apakah ini Balasan atas dosa yang telah ia lakukan?
"Hadeuuhh..." Desah Sunghoon. yang tiba tiba datang dan duduk di kursi kosong sebelah Jake, kursi itu milik Choi Beomgyu rekan kerjanya juga, tapi sekarang dia sedang cuti.
"Kenapa lo?" Tanya Jake, melihat wajah kusut sahabatnya.
"Biasa istri, ngomel skincare nya abis, padahal sekarang tanggal tua, mana skincarenya banyak lagi, mahal pula." Sunghoon menghela, memijat pelipisnya, pusing dan binggung harus cari uang tambahan dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] THE WORLD OF THE MARRIED || ENHYPEN
FanfictionPerseturuan antara Jake dan Sunoo. © yorlirik - Kim Sunoo -Jake ( Shim Jaeyun ) [ SELESAI ]