bab empat

300 10 0
                                    

Sudah hampir satu jam alvendra diam sembari menatap layar ponsel yang menyala di depan nya memperlihat kan sebuah room chat antara dirinya dan seseorang.cowok itu mengurut pelipisnya yang mendadak di serang rasa pusing karena terlalu memikirkan banyak masalah, terutama tentang gadis yang ia sewa waktu malam itu.

Alvendra menyandarkan punggung nya ke kursi sembari memejamkan mata,terdengar suara notifikasi dari ponsel nya,cowok itu kembali membuka mata lalu mengetikkan sesuatu di atas layar ponselnya.

Luna
Gue gamau tau Al,kalo sampe gue hamil Lo harus nikahin gue!!

Alvendra
Terserah Lo,gue gak peduli!

Luna
Brengsek Lo Al

Alvendra
Emang.

Luna
Gue mau ketemu sama lo

Alvendra
Mls

Cowok itu melemparkan ponsel nya ke sembarang arah,tak peduli jika gadis yang bernama Luna itu terus mengirimkan pesan untuk nya.ia bangkit berdiri bergegas keluar kamar,sampai di pintu dia melihat sosok Sahila tengah berdiri di sana.

Alvendra tak mempedulikan gadis itu,dia melangkah pergi dari sana setelah melemparkan tatapan tajam kearah gadis itu.

Sedangkan Sahila terus menatap punggung cowok itu sampai lenyap dari pandangan nya,gadis itu menghela nafas,padahal niat nya kemari ingin menanyakan sesuatu pada cowok itu tetapi sepertinya bukan waktu yang tepat.

Gadis itu berbalik namun ia tak sengaja mendengar suara dering ponsel yang berada di kamar alvendra,Sahila sangat penasaran dan ingin masuk ke dalam tetapi ia lebih memilih untuk mengurungkan niat nya dan kembali ke kamar nya.

Saat di tangga pun Sahila tak sengaja berpapasan dengan Al,cowok itu sama sekali tak menatap nya.

"Kak"panggil Sahila.

Cowok itu berhenti melangkah.

"Tadi ada yang telpon"lanjut nya.

"Tau"balas cowok itu dan kembali melanjutkan jalan.

Sahila melangkah dari sana,dia tak sengaja berpapasan dengan liona.

"Mau kemana?"tanya liona.

"Ke kamar Bu"

"Tolong pijitin saya dulu"titah nya sembari melenggang pergi.

Sahila mengikuti langkah wanita itu hingga sampai tiba di ruang tamu,liona mengambil duduk di sofa sementara Sahila masih berdiri.

"Ngapain masih berdiri cepat pijitin kaki saya"Sahila mengangguk,dia duduk di samping wanita itu.

Liona menaruh kedua kakinya diatas paha Sahila,menyuruh nya untuk segera memijat kakinya."Yang bener pijatin nya"

Hening kemudian,Sahila menjalankan tugas nya dengan diam,suara detak jarum jam menunjuk ke angka setengah sepuluh malam,gadis itu mengantuk,tanpa disadari ia menguap beberapa kali,mata nya benar benar tak bisa lagi terbuka lebar,pandangan nya ikut memburam.

Liona yang menyadari hal itu berdecih pelan."baru gitu aja udah ngantuk,sana sana tidur aja"

"S-saya boleh pergi tidur Bu?"tanya nya seraya berdiri.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang