bab dua puluh dua

190 6 0
                                    

Jam pelajaran kedua baru saja berlalu,kini waktunya istirahat tiba.sebagian murid keluar dari dalam kelas menuju kantin seperti biasanya.

Disisi lain,Sahila yang baru saja menutup buku pelajaran nya,bangkit berdiri berjalan menghampiri meja Devan,terlihat cowok itu sedang asik mengobrol bersama teman teman nya.

"Dev"panggil Sahila.

Devan segera menghentikan pembicaraan nya lalu menoleh kedepan menatap Sahila dengan alis yang terangkat.

"Bisa ikut aku bentar?"ujar nya merasa tak enak karena sudah mengganggu waktu Devan dengan teman teman nya.

Cowok itu jelas mengangguk,dan berdiri,Sahila berjalan keluar lebih dulu di ikuti Devan di belakang nya.gadis itu terus berjalan menjauh dari kelas sampai tiba di koridor yang sepi barulah dia menghentikan langkah nya.

"Ada apa?"tanya Devan.

Tanpa basa basi Sahila segera merogoh rok seragam nya,dan mengeluarkan satu amplop cokelat,dia mengambil tangan Devan yang kosong lalu menaruhnya diatas telapak tangan cowok itu.

"Aku mau bayar sebagian hutang ku waktu itu Dev,maaf ya baru bisa bayar sekarang,sisa nya nanti aku lunasin secepatnya"

Devan mengamati amplop cokelat di tangan nya,lalu menatap Sahila yang masih berdiri di depan nya.

Cowok itu tersenyum."gapapa,kapan kapan aja gue gabakal nagih ko,ini beneran Lo udah ada duit?"

Gadis itu mengangguk,memang benar selama ini Devan tak pernah menagih uang yang dia pinjamkan,tetapi tetap saja Sahila merasa tidak enak dan ingin cepat cepat bisa melunasi nya.

"Jangan maksain,gaakan gue tagih ko tenang aja"ujar Devan sambil menerima uang itu."Makasih ya"

Sahila tersenyum."sama sama"

"Nanti pulang bareng gue ya"ajak Devan,namun sayang nya gadis itu malah menggeleng.

"Engga usah Dev,aku bisa pulang naik grab"tolak nya halus.

Devan berdecak."sekalian,gue mau mampir ke kafe tempat Lo kerja"

"Yaudah deh—"

"Ekhem"

Sahila dan Devan refleks menoleh kearah yang bersamaan.dilihat nya Al sedang berdiri disana dengan wajah flat nya,Sahila buru buru menepi,memberi jalan untuk cowok itu.

"Udah yuk temenin gue ke kantin,mau ga?"tawar Devan,gadis itu hanya mengangguk setuju,lagi pula kebetulan sekali dia juga sedang lapar,pagi tadi ia tak sempat menyuapkan makanan.

Saat di persimpangan koridor,mata indah gadis itu tak sengaja melihat sosok gadis cantik yang berjalan sendirian,Sahila tentu mengenal nya.itu Kheris,gadis itu berjalan lesu tanpa di temani seseorang di samping nya.

"Dev,kamu duluan aja ya nanti aku nyusul"

Devan hanya mengangguk,paham.ia sudah tahu kenapa Sahila menyuruh nya untuk pergi lebih dulu.

"Sendirian aja nih ka?"tanya Sahila ketika berpapasan dengan Kheris.

Sahila bisa melihat wajah Kheris tak ceria seperti biasanya,wajah gadis itu terlihat murung seperti tidak miliki semangat,namun Kheris mencoba menutupi nya dengan senyuman.

"Iya nih"jawab Kheris seperlunya.

"Kak salsa mana?"tanya gadis itu sembari celingukan mencari keberadaan salsa.

Kheris hanya mengendikkan bahu acuh."mana gue tau,oh iya ikut gue yuk"

Dengan tanpa izin nya Kheris menarik tangan Sahila menuju suatu tempat yang sepi,gadis itu membawa Sahila kearah rooftop sekolah,sampai disana Kheris segera melepaskan cekalan nya dan mulai menatap Sahila dengan serius.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang