bab lima belas

216 10 3
                                    

"Sahila!"panggil seseorang,Sahila menoleh ke asal suara ternyata itu Devan,cowok itu berlari menghampirinya.

"Gue mau belajar bareng Lo lagi,boleh?"

"Boleh ko"

Devan tersenyum senang ketika gadis itu tak menolak ajakannya."bentar lagi gue bakal ikut olimpiade matematika,gue butuh pemahaman lebih siapa tau Lo mau ngasih ilmu yang Lo punya"

"Ikut olimpiade?"ulang Sahila.

Devan mengangguk."kapan Dev?"

"Satu Minggu lagi,nanti Lo juga ikut ya sama gue"

"Aku?"tanya Sahila menunjuk dirinya sendiri.

"Iya,gue butuh penyemangat buat nanti,masa iya gaada yang ikut ortu gue masih di luar negri,gabisa pulang"jelas Devan

"Kenapa kamu nyuruh aku ikut? Kenapa gak Klara aja?"

"Klara siapa? Oh iya cewe sok kenal itu?"ucap Dev lalu sedikit tertawa."ogah ah,mending lo.gimana mau engga? Pliss"

Tak tega melihat Devan yang memohon Sahila pun terpaksa mengangguk."yaudah deh tapi nu-"

Drttt

Ponsel di saku rok nya bergetar Sahila merogoh nya lalu segera mengangkat panggilan tersebut dan menempelkan nya di daun telinga.

"Halo Bu"

Tak ada jawaban,hanya suara Isak tangis yang terdengar,Sahila mulai khawatir dengan apa yang terjadi disana.

"Ada apa Bu?"

"......."

"Hah? Yaudah Sahila kesana sekarang ya Bu"gadis itu langsung mematikan sambungan telpon nya, memasukan nya kembali kedalam saku dia beralih menatap Devan yang masih setia berdiri disana.

"Dev,aku mau izin pulang bisa kasih tau guru nanti?"

Devan yang tak mengerti kenapa tiba tiba Sahila memintanya untuk di izinkan pulang hanya diam lalu mengangguk,setelah Devan mengiyakan Sahila langsung bergegas masuk kelas untuk mengambil tasnya,Devan pun ikut berlari mengikuti gadis itu.

Sahila mengambil tasnya dan bergegas keluar,namun langkah terhenti ketika ia Devan mencekal lengan nya."gue anter ya"

Tak mendapat jawaban dari Sahila,Devan menganggap bahwa Sahila mengiyakan nya,cowo itu menarik tangan Sahila berjalan sampai di parkiran tanpa melepaskan cekalan tangan nya.

Di sepanjang koridor banyak orang yang melihat mereka,bahkan ada yang sampai membicarakan mereka juga, Devan tak mempedulikan itu sedangkan Sahila yang berjalan di belakang nya cukup risih.

_

Sampai di depan rumah Sahila terkejut melihat kondisi ayah nya yang tak sadarkan diri,ibunya juga sudah menangis tak karuan disana disamping ayahnya.

"Bapak kenapa Bu?"Sahila berjongkok didepan ayah nya yang terbaring.

Devan yang melihat hal itu tentu tak tinggal diam,cowok itu segera menelpon seseorang untuk cepat datang kemari,tak lama kemudian ambulans dari pihak rumah sakit datang,pria itu pun segera di larikan ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit,ayah nya langsung ditangani oleh beberapa perawat disana lalu di bawa menuju ruangan pemeriksaan.

Disini hanya tinggal Sahila,ibunya dan juga Devan,gadis itu masih memeluk ibunya yang masih menangis,dia mencoba untuk menenangkan nya sementara Devan cowok itu hanya diam di samping Sahila.

"Kenapa bapak bisa pingsan Bu?"tanya Sahila dengan lembut.

"Bapak kamu penyakit nya kambuh,ibu juga gak tau pas ibu pulang kerja bapak mu sudah tak sadarkan diri"jelas Rahayu.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang