bab sembilan

277 5 0
                                    

Al memarkirkan motor nya di depan sebuah kafe yang hanya di kunjungi oleh beberapa orang,sebetulnya dia baru pertama kali datang kemari,Al suka dengan suasana kafe nya karena tidak terlalu ramai,tempat nya juga cukup menarik,kapan kapan Al akan melakukan me time di tempat ini.

Sosok cowok yang memakai jaket kulit berwarna hitam itu sudah hadir disana menunggu kedatangan nya,cowok itu duduk di bagian luar kafe sambil memainkan ponselnya,dia gio cowok yang waktu itu pernah menghajar Al pekan lalu.

"Ada apa Lo nyuruh gue kesini?"tanya Al ketika sampai di depan gio.

Cowok itu segera mematikkan ponsel dan menyimpan nya diatas meja melingkar di depan nya,tatapan cowok itu masih tak berubah seperti yang Al lihat waktu itu ketika cowok itu menghajarnya,bahkan kali ini tatapan nya lebih tajam,namun Al tak peduli akan itu.

"Tanggung jawab,nikahin adek gue!!"ucap gio berkata dingin.

"Gue gabisa!"balas Al dengan santainya,gio pun mengepalkan tangan nya,tak sabar ingin melayangkan tinjuan kearah cowo itu.

Tangan kekar nya yang terkepal kuat memukul meja tersebut hingga menimbulkan bunyi yang cukup menarik perhatian orang orang,tetapi kedua remaja itu memilih tak peduli dan fokus pada permasalahan mereka.

"Hidup adek gue jadi berantakan gara gara Lo,dan sekarang dengan enak nya Lo gak mau tanggung jawab atas perbuatan brengsek Lo?!"

Al hanya diam tak menjawab,sementara gio merasa cukup muak dan ingin menghajar cowok di depan nya sampai habis,namun ia lebih mengurungkan niatnya karena ia tahu tempat,ia tak ingin membuat keributan di kafe orang.

"Lo gak tau apa yang gue rasain ha? Hati gue hancur ketika tau adek gue di lecehin orang kayak Lo,gue benci diri gue sendiri karena gabisa jadi kakak yang baik buat dia,dan sekarang dia pergi dari rumah,gue udah cari dia kemana mana tapi gak ketemu,semua orang di rumah gue udah tau kalo dia hamil,bahkan ayah gue sampe mukul dia dan usir dia tadi sore"jelas gio.

Lagi lagi Al diam,mencoba mencerna ucapan kakak kembar Luna itu barusan,sedikit merasa terkejut dengan apa yang gio katakan namun pada akhirnya cowok itu memilih untuk angkat bicara.

"Gue bakal cari dia,dan bawa di pulang kalo sampe gue gak berhasil temuin dia Lo bebas lakuin apapun ke gue,sesuka Lo"Al bangkit berdiri meninggalkan gio di sana.

Sekarang dia harus mendapatkan keberadaan gadis itu,tetapi ia tak tahu gadis itu sedang berada di mana,jika di rumah teman nya itu tidak lah mungkin,lagi pula al tak tahu siapa teman gadis itu,Luna pasti sengaja pergi ke tempat yang jauh supaya orang orang di rumah nya tak bisa menemukan nya.

Al memasangkan helm ke kepalanya dan menyalakan kembali mesin motornya meninggalkan kafe tersebut,tujuan nya sekarang ia akan mencari Luna ke tempat yang pernah gadis itu kunjungi bersamanya beberapa bulan lalu,lebih tepatnya luna yang mengajak dan beruntung nya Al masih mengingat jalan menuju tempat itu.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit,motor yang di kendarai Al sampai di tempat tujuan.suasana nya tampak terlihat sangat sepi dan sedikit gelap hanya di terangi oleh beberapa lampu yang menggantung di batang pohon,tempat nya sangat jauh dari perkotaan dan jalan raya.

Cowok itu berjalan dengan hati hati,pandangan nya mengedar keseluruh penjuru tempat berharap bisa menemukan gadis itu disana,dari kejauhan Al dapat melihat suatu bayangan hitam di ujung dekat danau,sosok hitam itu berdiri disana,Al tak dapat melihat sosok itu dengan jelas karena penerangan disana tak sampai ujung danau.

Cowok itu sedikit berlari,dia mencekal pergelangan tangan seseorang itu dan menariknya.

Benar,itu memang luna.keadaan gadis itu benar benar kacau,wajahnya tampak pucat,bibirnya bergetar,matanya sembab,hidung dan pipinya memerah,tatapan matanya terlihat kosong.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang