bab sepuluh

284 6 0
                                    

Sesampainya di parkiran sekolah,Sahila turun dari dalam mobil diikuti salsa,ada satu hal yang membuat Sahila tak paham saat ia menyadari bahwa orang orang yang berada disana menatap nya dengan pandangan tidak suka.

Sahila tak mengerti mengapa bisa mereka sampai menatapnya seperti itu,apa karena dirinya berangkat bareng dengan salsa? Lantas apa yang menjadi titik permasalahan nya sampai sampai mereka bereaksi seperti itu?

Memilih untuk tak peduli akan hal itu,dia berjalan sembari menundukkan kepala karena merasa risih dengan tatapan orang orang,sementara salsa sudah lebih dulu berjalan mendahului Sahila.

Di sepanjang koridor yang di lewati,Sahila terus saja menundukkan kepala sampai sampai dia tak sengaja menabrak seseorang yang ada di hadapan nya,gadis itu sedikit meringis ketika kening nya membentur dada bidang seseorang.

Sahila buru buru mendongakkan kepala,dia terkejut ketika seseorang yang ia tabrak adalah alvendra,cowok itu berdiri tegap dengan ekspresi datarnya,Sahila sedikit menjauhkan dirinya lalu meminta maaf.

"Maaf kak"

Alvendra sedikit mencondongkan badan nya kearah gadis itu,jari telunjuknya ia arahkan pada kening Sahila dan mendorong nya sedikitnya "punya mata itu di pake,bego banget!"

Setelah itu Al langsung pergi dari sana,sahila menghela nafas sembari terus merutuki dirinya atas kejadian barusan.

Sampai di kelas,Sahila langsung saja duduk di bangku,seketika kelas yang ia tempati mendadak riuh,entah apa yang di bicarakan tetapi Sahila merasa sebagian murid yang ada di kelasnya sedang membicarakan dirinya.

"Dia tadi pagi datang naik mobil bareng kak salsa tau"ucap Naura yang duduk di depan bangku Sahila.

"Serius?"tanya teman nya.

Naura mengangguk."kok bisa ya kak salsa mau berangkat bareng sama dia,kalo gue sih ogah banget!"

"Apa dia gak insecure ya bisa Deket sama kak salsa? Harus nya dia sadar diri"ucap teman nya lagi.

"Cewe cupu begitu mana bisa sadar diri,bisa nya lupa diri"setelahnya mereka pun tertawa.

Sahila hanya bisa menghela nafas,ucapan teman teman nya yang seperti itu sudah ia anggap biasa,bahkan mungkin itu sudah menjadi makanan sehari hari untuknya.

Ingin rasanya ia menulikan pendengaran,disaat setiap kali ia mendengar perkataan yang menyakitkan itu,namun faktanya tak bisa,se berusaha apapun dia mencoba untuk tak peduli nyatanya tetap saja terdengar.

Bel istirahat berbunyi,Sahila keluar kelas untuk menuju kantin,sedikit merasa aneh.biasanya jika istirahat tiba ia selalu menyempatkan waktu untuk pergi ke perpustakaan dan belajar disana, tetapi karena pagi tadi dia hanya makan sedikit jadi dia memutuskan untuk mengisi waktu istirahat nya di kantin.

Setelah mengambil makanan,gadis itu memilih duduk di salah satu meja kantin yang masih kosong,terkadang Sahila merasa iri ketika melihat teman teman nya yang lain,saat mengobrol sampai tertawa bersama,Sahila juga ingin bergabung dengan mereka,ia juga ingin merasakan hal itu juga.

Tetapi ada baiknya dia diam,karena percuma dia melakukan itu,yang ada dia nanti akan mendapat ejekan yang menyakitkan lagi.

Sahila mulai menyendokkan satu suap nasi kedalam mulutnya,nasi goreng yang ia pesan rasanya cukup enak,dia sampai ketagihan,namun saat sedang asik asiknya makan seseorang datang menghampiri meja nya.

Gadis itu mendongak,ada salsa yang sedang berdiri di sana.dia tidak sendiri,ada satu orang gadis lagi yang berdiri di belakang nya.

"Gue boleh duduk disini?"tanya salsa dengan sedikit senyum.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang