Setelah tugas nya ia rasa selesai,baru lah Sahila berniat menghampiri Devan yang memang sudah sepuluh menit lalu cowok itu sudah duduk di salah satu kursi dengan laptop yang menyala di depan nya sembari menunggu gadis itu selesai bekerja.
"Hai Dev"sapa sahila,lalu mengambil duduk berhadapan dengan Devan.
Devan mengalihkan tatapan nya dari laptop pada Sahila,dia sedikit tersenyum."udah selesai?"
Sahila mengangguk."lama engga?"
"Enggak kok"
"Kenapa pengen belajar bareng aku Dev?"Sahila bertanya sambil mengeluarkan buku buku miliknya yang ia simpan di dalam ransel sekolah nya.
"Lo kan pinter,apa salah nya gue belajar sama lo"
Sahila hanya tersenyum menanggapi nya,dia membuka beberapa buku yang ia pinjam di perpustakaan,dan menuliskan beberapa rumus matematika untuk bisa memecahkan beberapa soal yang di berikan oleh Bu neneng kepadanya tadi.
Sementara Devan hanya bisa memperhatikan gadis itu menulis sesuatu di atas bukunya.
"Punya kamu udah di kerjain soalnya Dev?"tanya Sahila di sela sela belajarnya.
Devan menggeleng."gue gak ngerti gimana caranya,soalnya tadi gak merhatiin"
"Lo bisa jelasin gimana cara pecahin soalnya?"lanjut Devan bertanya.
Sahila sedikit mengangkat kepalanya."bisa,tapi aku kerjain ini dulu ya"
"Oke"jawab Devan singkat,dirinya kembali mempokuskan pandangan pada laptop yang menyala di depan nya sambil sesekali menikmati teh dingin yang ia pesan sebelum nya.
Suasana pun hening,lima menit kemudian Sahila selesai mengerjakan tugas nya bertepatan dengan itu,Audi memanggilnya untuk segera melayani pelanggan yang baru saja datang.
"Aku kebelakang dulu ya Dev"Devan mengangguk mengizinkan.
Setelah di rasa gadis itu benar benar pergi,Devan sedikit melirik kearah kertas soal yang sudah Sahila kerjakan,dia tercengang ketika gadis itu berhasil menjawab beberapa soal yang memang menurutnya cukup sulit untuk di pecahkan.
Devan tak habis pikir,ternyata gadis cupu yang selama ini ia anggap lemah dan bodoh bisa membuatnya diam seketika dengan kemampuan nya yang hebat dalam mengisi soal soal tersulit yang di berikan Bu Neneng.
Sebenarnya Devan mengajak Sahila untuk belajar bersama hanya ingin sekedar memastikan kemampuan gadis itu,sebab Devan sering melihat ketika pelajaran Bu Neneng gadis itu sama sekali tak pernah terpanggil memiliki nilai rendah.
Tatapan devan beralih melihat Sahila yang seperti nya sedang sibuk melayani para pelanggan.
"Maaf ya Dev lama"ujar Sahila tiba tiba datang.
Devan tersenyum lalu mengangguk,dia memperhatikan Sahila beberapa detik."Lo cantik kalo rambut nya di ikat"ceplos Devan.
Sahila diam,Devan yang menyadari akan ucapan nya segera mengalihkan topik pembicaraan."eumm Lo bisa ajarin gue ga,rumus no 4?"
"Gampang,caranya tinggal di pangkat kan aja terus hasilnya di kali abis itu di bagi terus di jumlahin deh"jawab Sahila begitu lantang.
"Kenapa diem Dev? Salah ya caranya?"
Devan langsung tersadar dari lamunan nya,dia hanya sedikit terkejut ternyata Sahila benar benar gadis yang pintar bahkan ia saja melebihi kepintaran nya,hanya saja gadis itu tak pernah memperlihat kan nya pada semua orang tentang kelebihan yang di milikinya.
Devan menggeleng lalu tersenyum."engga ko,cara nya bener"
"Kalo tau caranya bener kenapa nanya aku?"tanya Sahila Devan langsung bungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvendra
Fiksi RemajaCerita ini menceritakan sosok laki laki bernama alvendra Eksa Rahadian,laki laki tampan pemilik wajah datar yang di paksa untuk menikahi gadis lugu bernama Sahila julvina. Pernikahan yang sebelum nya tak pernah terlintas di otak Alvendra maupun Sahi...