"Aku merindukan cucuku yang cantik walaupun dia laki-laki tapi dia sangat polos dan manis."
"Memangnya cucu nenek kemana?."
"Dia tinggal bersama anak perempuanku, aku merasa bersalah karena telah meninggalkan mereka." Nenek Hana berucap dengan nada sendu.
"Kenapa tidak kembali saja? Mereka pasti merindukan nenek." Taiga berbicara lembut.
"Aku ingin, tapi sayangnya aku tidak bisa."
Nenek Hana tersenyum manis, wajahnya benar-benar cantik walau sudah dihiasi keriput karena dimakan usia yang tidak lagi muda.
"Memangnya kenapa? Apa anak nenek mengusir nenek?."
"Aku yang meninggalkan mereka. Nak bolehkah aku meminta bantuan mu?."
"Nenek ingin minta bantuan apa?."
"Tolong jaga cucuku ya bilang padanya aku menyayanginya." Wajah nenek Hana tiba-tiba memucat.
"Nenek tidak papa? Wajah nenek pucat." Ujar Taiga khawatir.
"Aku tidak apa-apa, cucuku seumuran denganmu tolong jaga dia ya?."
"Oh iya aku juga mempunyai sesuatu untuknya, aku menyimpannya di lemari kamarku…tolong berikan padanya ya? Kuncinya ada di dalam vas bunga."
"Namanya siapa nek?."
"Kau juga mengenalnya." Badan nenek Hana mulai memudar menjadi buliran cahaya yang terbang tinggi tertiup angin.
"Nenek!."
Taiga berusaha menggapai nenek Hana yang semakin hilang tapi tidak bisa, tangannya seakan akan hanya memegang angin kosong yang tidak memiliki wujud nyata.
"Sampai salamku untuknya…."
Nenek Hana tersenyum dengan tubuh yang semakin lama semakin memudar menyisakan bulir-bulir cahaya yang terbang ke udara menuju cakrawala.
"Nenek!."
Background disekitar seketika berubah menjadi gelap. Gelap dan juga sangat sunyi, tidak ada siapapun di sini. Taiga terus memanggil-manggil namun seorang nenek yang sebelumnya mengobrol dengannya, namun tidak ada sahutan.
"Nenek!!."
…
"Nenek!!."
Taiga segera terbangun dari tidurnya.
"Kenapa kau teriakan-teriak? Ini masih pagi." Protes Kuroto yang masih setengah sadar.
"Hanya mimpi? Tapi kenapa terasa sangat nyata ya?." Taiga mengacak-acak rambutnya hingga berantakan.
"Kau kenapa?." Heran Parad.
"Tadi aku bermimpi ada seorang nenek yang meminta tolong padaku untuk menjaga cucunya."
"Itu hanyalah mimpi."
"Tapi kenapa terasa nyata sekali?."
"Siapa nenek itu?."
"Namanya nenek…ah nenek Hana!."
"Kau mengenal nenekku?." Hiiro tiba-tiba datang dengan celemek di badan dan spatula ditangan.
Sebelumnya Hiiro sibuk memasak sampai ia mendengar teriakkan Taiga, karena khawatir Hiiro langsung meninggalkan masakannya.
Jika mereka kenapa-kenapa nanti Hiiro juga yang akan kena imbasnya, ini kan rumahnya.
"Itu nenekmu?." Taiga menatap Hiiro tanpa berkedip.
Dia terpesona dengan penampilan anak itu yang terlihat sangat menggoda, tubuh ramping dan wajah cantik bercampur imut membuatnya salah fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mivuldahapav! (Hĭatuš)
FanfictionMivuldahapav adalah sosok yang terlahir dari tragedi yang menimpa ratusan hingga ribuan manusia. Sosok non-human yang tercipta dari genangan darah yang mengandung emosi negatif seperti kebencian, membawa kemalangan bagi orang-orang disekitarnya. Sos...