35.Apa dia ditindas lagi? ♾️.

74 5 1
                                    

Tap tap tap.

Terlihat seorang pemuda sedang menyelinap keluar dari kamar rawatnya yang sudah mengurungnya dari kebebasan beraktivitas seperti biasanya.

Diam-diam keluar dengan langkah pelan.

Seakan dia telah dirasuki arwah seorang ahli beladiri hebat di masa jayanya. Dia mengendap-endap tanpa menimbulkan suara 1 oktaf dari kaki rampingnya.

Sosok itu mengenakan Hoodie agar tidak ketahuan.

Dia celingak-celinguk untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang sadar akan dirinya yang menyelinap keluar. Memakai Hoodie di cuaca yang panas seperti ini tentu saja membuatnya kegerahan.

Tapi demi bisa keluar dari tempat mengerikan itu, dia rela menahan rasa panasnya.

"Hufhh akhir bisa keluar juga!…."

"Nah! Mari kita makan sepuasnya!."

Dengan perasaan yang bahagia, sosok mampir ke salah satu minimarket terdekat untuk membeli sesuatu yang bisa mengembalikan indera pengecap nya yang terasa getir.

Dia berjalan-jalan sebentar untuk menghirup udara segar sebelum dia kembali di seret ke ruangan rawatnya lagi.

Sesekali melakukan peregangan ringan untuk meregangkan otot-ototnya agar tidak keram.

Di perjalanan dia melihat orang-orang  yang sedang berbisik-bisik pada seorang gadis.

Dengan inisiatif dirinya melepaskan Hoodie yang dia pakai kemudian mengikatkannya pada pinggang gadis tersebut, gadis itu terlihat tersentak kaget karena perbuatannya yang tiba-tiba.

"Pakai ini untuk menutupinya."

"Umm t-terima kasih...."

"Sama-sama." Dia tersenyum manis yang mana membuat gadis itu terpesona dengannya.

"HIIRO!." Sebuah teriakan mengagetkan mereka berdua.

Seorang pemuda dengan dua orang petugas di sebelahnya menatap kesal sosok yang sudah kabur dari kamar inap untuk yang kesekian kalinya.

Pemuda itu sangat lelah melihat sosok  yang lebih muda darinya itu tidak pernah anteng jika sudah masuk ke dalam rumah sakit.

"Aku pergi dulu selamat tinggal." Dengan terburu-buru sosok manis itu melarikan diri.

"Eh! Tapi ini?!."

"Simpan saja dulu! Jika ada kesempatan kau boleh mengembalikannya!!." Anak itu kabur dari kejaran tiga orang yang terlihat sudah siap menyeretnya kembali kedalam kamar inapnya.

Gadis itu memperhatikan kepergiannya dengan tatapan yang terlihat tertarik?.

"Hiiro ya?."

Ke sisi Hiiro yang sedang bermain kejar-kejaran lebih tepatnya tengah dikejar oleh sang kakak dan dua orang petugas.

"Hiiro! Kemari kau dasar bocah nakal!." Teriak Arata yang sudah sangat kesal dengan kelakuan adiknya yang satu itu.

"Tidak mau!!! Huweee tolong! Hiiro mau diculik huweee...."

Urat-urat syaraf kesabaran di kepala Arata berkedut-kedut menandakan dirinya yang sudah mulai tersulut emosi akibat mendengar racauan tidak jelas dari sang adik yang sayangnya manis itu.

"Kembali ke kamarmu sekarang juga bocah nakal!!."

"Kembali ke kamar ya? Adik belum sembuh." Bujuk salah satu petugas itu.

"Tidak mau! Hiiro tidak mau ke sana! Hiiro mau pulang saja!."

Tanpa sadar anak itu menyebrangi jalan raya yang dilewati kendaraan yang sibuk berlalu lalang.

Mivuldahapav! (Hĭatuš)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang