Pagi harinya Hiiro terbangun dengan keadaan kepalanya terasa seperti terkena hantaman keras sebuah tongkat golf. Dia memegangi kepalanya yang entah mengapa terasa sakit.
Belum sempat rasa sakit pada kepalanya mereda tiba-tiba saja perutnya terasa seperti dikocok.
Hiiro berlari ke kamar mandi dengan memuntahkan isi perutnya pada wastafel.
"Kau tidak apa-apa?." Tanya Taiga sambil memijat tengkuk Hiiro perlahan.
"It's ok." Hiiro membersihkan wajahnya.
"Kenapa kau tidur di ranjang ku?."
Seketika Taiga teringat dengan percakapannya tadi malam.
"Jika Hiilo bangun jangan bilang jika kita celalu ada belcamanya ya? Janji?." Anak itu mengulurkan jari kelingkingnya.
Pinky promise.
"Iya janji." Taiga menautkan jari kelingkingnya.
"Seseorang memaksaku." Kata Taiga sambil terkekeh mengingat kejadian semalam, di mana anak itu tidak mau lepas darinya.
"Apa yang kau tertawakan! Tidak ada yang lucu disini!." Ketus Hiiro sebal.
"Kau yang lucu astaga! Saking lucunya inginku makan." Ujar Taiga sambil mencubit kedua pipi Hiiro hingga memerah.
"Lepaskan tanganmu dariku!!." Taiga hanya menurut saja daripada anak ini semakin mengomel di pagi hari yang dingin ini.
"Jam berapa ini hoaammm?." Hiiro mengucek matanya sambil menguap lebar dibalik punggung tangannya.
Ini masih pagi dan dia masih ingin tidur.
"Sekarang jam 06:10 pagi." Taiga melihat jam yang terletak tidak jauh dari sana.
"Oh jam 06:10...eh tunggu dulu...astaga aku telat!!." Hiiro dengan panik mendorong Taiga keluar dan menutup pintu kamar mandi dengan keras.
Taiga hanya geleng-geleng kepala melihatnya lalu berjalan ke arah dapur untuk membuat roti bakar untuk mereka sarapan mereka berdua.
Dalam beberapa menit Hiiro keluar dari kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari dapur, hanya dengan mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya.
Melirik Taiga yang terdiam tidak berkutik sama sekali.
Hiiro menghampiri sambil merebut spatula yang Taiga pegang lalu membalik roti yang sedikit menghitam.
"Kau mau membuat roti bakar atau ingin membakar dapurku sih?!." Taiga tidak menjawab namun matanya masih terus memperhatikan tubuh Hiiro tanpa berkedip.
Memperhatikan tubuh telanjang Hiiro yang terlihat sangat lembut (mau gunting, garpu atau belati juga tinggal bilang saja kok-K,F,A)
Tes…tes….
Tanpa disadari cairan kental hangat berwarna merah pekat mengalir dari sela-sela hidungnya. Hiiro yang tidak sengaja melihatnya langsung mematikan kompor.
Dia menghampirinya sambil menyeka hidung Taiga dengan beberapa lembar tisu dari meja makan sambil menatapnya sosok tinggi itu dengan wajah khawatirnya.
Bagaimana dia tidak khawatir!.
Bagaimana jika orang di depannya itu memiliki penyakit kronis terus tiba-tiba mati di tempat terus muncul berita di televisi yang berisi artikel yang berjudul "telah ditemukan mayat seorang pelajar di kediaman Kagami, diduga tersangka yang berinisial KH membiarkannya sekarat begitu saja di kediamannya" terus Hiiro nanti masuk penjara terus kalau Hiiro dipukuli oleh orang-orang yang sudah lama (senior) menetap di sana sampai mati kan tidak lucu!.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mivuldahapav! (Hĭatuš)
FanficMivuldahapav adalah sosok yang terlahir dari tragedi yang menimpa ratusan hingga ribuan manusia. Sosok non-human yang tercipta dari genangan darah yang mengandung emosi negatif seperti kebencian, membawa kemalangan bagi orang-orang disekitarnya. Sos...