32.Teman baru!!! Ψ.

74 11 0
                                    

Dalam sebuah novel biasanya terdapat tokoh protagonis, antagonis, tritagonis dan figuran. Di dalam sebuah cerita pasti memiliki tokoh utamanya sendiri.

Orang-orang pernah bilang bahwa "kau adalah tokoh utama dalam ceritamu sendiri" kurang lebih seperti itu yang bisa dia dapatkan, walaupun perkataan setiap orang hampir berbeda namun intinya tetap sama.

Tapi bagaimana menurutmu?.

Ok mari kita pikirkan….

Bagaimana jika kau bukan tokoh utamanya? Melainkan peran penting tersebut di berikan kepada keluarga maupun orang lain yang memiliki definisi yang sesuai untuk menjadi tokoh utama dalam kehidupan nyata dan kau hanyalah seorang figuran yang hanya muncul sekilas dalam ceritanya?.

Mungkin menjadi seorang figuran yang memiliki akhir yang tragis atau malah seorang tokoh dengan nasib yang belum sempat ditentukan ataupun sengaja tidak di tuliskan oleh penulisnya?.

Kita memang tidak bisa menebak skenario yang tuhan tulis untuk kita.

Mau itu happy ending ataupun sad ending, kita tidak tahu! Satu hal yang pasti…tuhan sudah menentukan takdir kita dikemudian hari.

"…Ini terlihat tidak menjanjikan…." Emu menatap horor isi panci.

Awalnya mereka ingin membuat salmon cream soup karena mereka pikir itu menu yang mudah dan cukup simpel tapi mereka malah tidak puas dengan hasil hidangan mereka sendiri.

Masakan yang terlihat tidak meyakinkan untuk dimakan oleh manusia.

"Rasanya pedas…berapa banyak lada yang kau masukkan?." Tanya Emu ketika mencicipi hasil karya mereka.

"Umm setengah sendok teh." Jawab Sento dengan ragu-ragu.

"…Itu terlalu banyak, seharusnya sedikit saja…."

"Apa ini bisa dimakan?." Kuroto berujar setelah Kiriya menuangkan isi dari panci pada mangkuk di depannya.

"Kalau kau tidak mau ya sudah! Tidak usah makan!." Kiriya mengambil kembali mangkuk yang dia taruh di depan pemuda jangkung tersebut.

"Eh! Aku mau kok!."

"Ya sudah habiskan jangan banyak komplain! Masih untung kita bisa makan dari pada tidak sama sekali!." Cetus Kiriya.

"Hufhh…aku kangen masakan Hiiro…." Gumam Kiriya dengan suara yang kecil.

Tangannya mengaduk-aduk sup yang mulai mendingin. Saat sesendok sup masuk kedalam mulutnya rasa pedas serta pahit terasa sangat mendominasi di indra pengecap miliknya.

Oh jangan lupa beberapa tulang tulang ikan yang masih terlewatkan membuat Kiriya harus makanya dengan ekstra hati-hatim

Takutnya tertelan….

Dan lebih berbahaya lagi dia tidak ingin mati karena tersedak! Itu merupakan hal terkonyol untuk berjumpa dengan malaikat maut!.

Konyol dan memalukan.

Seharusnya mereka mengunakan fillet saja daripada daging ikan salmon yang segar….

Potongan-potongan jamur yang terlihat tidak simetris.

Ada yang besar dan ada yang kecil tapi ini masih bisa ditolerir, karena mau diapakan pun rasa asli jamur akan tetap sama.

Gumpalan tepung terigu yang sebagian telah berwarna coklat kehitaman yang mengembang kepermukaan.

Huh!.

Benar-benar….

"Kenapa di kelompok kita tidak ada satupun yang bisa masak!." Geram Emu setelah menghabiskan bagiannya dengan susah payah.

Mivuldahapav! (Hĭatuš)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang