16.Pria aneh ۝.

78 8 0
                                    

Mereka bertiga mengantre untuk mendapatkan tiket masuk.

Setelah giliran mereka tiba Emu dan Hiiro segera memberikan bayaran mereka pada Kiriya agar sekalian.

Film yang akan di tonton masih satu jam lagi.

Perut mereka bertiga mulai terasa lapar termasuk Hiiro yang tidak sempat sarapan pagi tadi.

"Apa kita makan dulu saja?." Usul Kiriya dan keduanya mengangguk setuju.

Mereka memasuki salah satu cafe terdekat dan langsung duduk di meja kosong, pelayan perempuan menghampiri dan segera mencatat semua pesanan ketiganya.

Setelah memastikan pesanan akhirnya dia langsung pergi meninggalkan mereka.

Ketiganya menuggu pesanan dengan sabar.

"Ini pesanan kalian." Ujar pelayan itu ramah.

"Terima kasih!." Seru ketiganya serempak.

Pelayan itu memindahkan makanan yang mereka pesan dari nampan ke atas meja lalu berlalu meninggalkan mereka bertiga dengan senyuman ramah.

Hening.

Mereka memakan makanan dengan tenang dan tanpa suara bahkan dari mulut mereka.

"Ayo sebentar lagi filmnya akan dimulai." Ajak Kiriya, matanya melirik jam digital yang berada di layar ponselnya.

"Hmm."

Emu, Kiriya serta Hiiro berjalan masuk kedalam bioskop. Di lorong-lorong terdapat banyak sekali orang yang sedang menunggu, di sana sudah disediakan kursi tunggu namun ada yang duduk di lantai dan juga berdiri menunggu pengumuman.

Setelah terdengar pengumuman dari mikrofon yang menandakan film akan segera dimulai.

Orang-orang yang duduk-duduk di kursi tunggu maupun dilantai segera berbondong-bondong mengantri memasuki studio yang sudah ditentukan.

Giliran mereka bertiga masuk.

Kiriya memberikan tiket mereka bertiga pada petugas yang tengah berjaga di depan pintu studio.

Mereka memasuki ruangan gelap tersebut dengan santai.

Dinginnya AC dalam ruangan menerpa tubuh membuat Hiiro dan Emu menggigil untung saja mereka membawa jaket, jadi bisa membantu sedikit mengurangi dingin.

Bangku mereka tepat di tengah jadi mereka harus menaiki satu persatu anak tangga berkarpet merah berbahan beludru yang sudah ada di sepanjang tangga.

Duduk di bangku yang sudah mereka pesan, Hiiro duduk di tengah-tengah antara Emu di sisi kiri dan Kiriya di sisi kananya.

"Apa kita tidak membeli popcorn?." Tanya Kiriya.

"Aku ingin popcorn." Sahut Emu.

"Tunggu dulu nanti juga ada staf yang membawanya." Ucap Hiiro tenang.

Mata Kiriya melihat staf pria yang membawa nampan berisi popcorn dan minuman. Kiriya memanggilnya dan membeli tiga ember popcorn ukuran mini mungkin sekitar 20cm×8cm dan minuman setelah membayar staf itupun pergi meninggalkan mereka bertiga.

Lampu tiba-tiba mati menandakan film akan di putar.

Film sudah dimulai sejak tadi, tepat di tengah adegan kemunculan hantu.

Tubuh Hiiro tersentak kaget.

Tidak tidak! Hiiro tidak takut dengan hantu bahkan cenderung tidak percaya dengan adanya makhluk tersebut hanya saja tiba-tiba Kiriya dan Emu memeluknya sehingga popcorn yang ia pegang berhamburan.

Mivuldahapav! (Hĭatuš)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang