04.Kesalahpahaman ✪.

221 26 7
                                    

Karino Asuna adalah seorang wanita cantik yang memiliki second gender Alpha, dia baru saja menginjak usia ke-17 tahun ini.

Gadis cantik itu melewati lorong-lorong kelas yang sangat sepi tanpa adanya kehidupan. Dia berniat untuk mengambil barangnya yang ketinggalan di ruang musik.

"Kenapa tidak ada orang sama sekali disini?." Gadis itu bergumam.

Ruang musik yang terletak tepat di ujung lorong bersebelahan dengan ruang seni, sedari tadi dia samasekali tidak melihat siapapun di sana.

Dia hanya sendiri di sana.

Bukanya Asuna takut, hanya saja berada di tempat yang hening seperti itu membuatnya sedikit was-was.

Untuk sampai ke ruang musik.

Dia harus melewati lorong yang panjangnya tidak ada henti-hentinya ditambah tempat yang sepi membuatnya sedikit paranoid.

Sekarang ini masih jam istirahat jadi wajar saja jika lorong itu sepi.

Jam istirahat masih tersisa 20 menit lagi, semua siswa maupun siswi di sekolah ini diberikan waktu satu jam lebih untuk istirahat kedua yang bertepatan dengan jam makan siang.

"Kenapa bisa ketinggalan sih! Jika saja tidak dibutuhkan di jam berikutnya aku tidak mau pergi ke lorong ini." Gadis itu terus-menerus mengerutu.

"Dasar tidak setia kawan!." Asuna terus menerus mengomel.

Gadis itu berhenti mengomel ketika telinganya mendengar suara seseorang tengah merintih kesakitan

"Suara siapa itu?."

Jika boleh jujur. Tubuhnya sudah bergidik ngeri begitu suara-suara itu semakin menjadi.

Suaranya berasal dari ruang kesehatan yang lokasinya tepat beberapa meter dari tempatnya berdiri, ruangan itu bersebelahan dengan ruang penyimpanan jadi wajar saja jika ada seseorang yang sedang bermain atau bahkan hantu.

Ruangan kesehatan di lantai itu jarang didatangi para murid.

"Sepertinya dari sini."

Wanita itu segera menempelkan telinganya pada daun pintu ruang kesehatan, dia ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam ruangan tersebut.

Dia sangat penasaran dengan apa yang dilakukan orang di dalam ruangan tersebut.

"Shh pelan-pelan itu sakit…."

"Akh perih shh…."

"Ini juga pelan-pelan tahan sedikit ya."

"Singkirkan tanganmu! Aku tidak bisa melihatnya…."

"Iya iya maaf."

"Argh! S-sakit…kau tidak sabaran banget sih!."

"Maaf maaf."

"Hentikan s-sudah sudah cukup…aku tidak kuat lagi…."

"Tahan! Sebentar juga selesai."

Suara-suara itu terdengar ambigu, siapapun yang memiliki otak kotor pasti langsung memikirkan tindakan yang tidak senonoh.

"Apa yang sebenarnya mereka lakukan sih?." Asuna semakin dibuat penasaran.

"Apa jangan-jangan…." Gadis itu menjauhkan telinga.

Dia mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kesehatan dan berniat menciduk beberapa sejoli yang yang menciptakan suara-suara laknat tersebut.

BRAK!.

"Apa yang sedang kalian laku-." Gadis itu sontak terdiam.

Dia melihat Emu yang sedang memegang kapas dan plester di kedua tangannya.

Mivuldahapav! (Hĭatuš)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang