37.Berdamai dengan waktu ߷.

14 1 0
                                    

Jika ada yang bertanya siapakah yang paling kejam diantara psikopat atau narapidana lainnya yang sudah melakukan kasus berat seperti pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, penganiayaan dan lain sebagainya, maka jawabannya bukanlah mereka!.

Jawabannya ada seorangpun penulis....

Kenapa begitu?.

Jawabannya sangat simpel. Seorang penulis akan membuat sebuah karakter dengan mudah namun penulis itu juga yang menghilangkan karakter tersebut dengan mudahnya.

Penulis sebuah karya dapat membuat alur yang menceritakan sang tokoh utama yang mengalami penderitaan yang terus-menerus berlanjut.

Sesuai dengan keinginan penulis happy ending ataupun bad ending akan terjadi di dalam suatu karya sastra.

Tidak jarang seorang penulis melampiaskan semua emosi yang terpendam dalam bentuk tulisan.

Mau itu membuat karakter menderita atau membuat beberapa karakter mati dengan tarian jarinya. Seorang narapidana akan mati jika mendapatkan hukuman mati karena kasus pembunuhan sedangkan seorang penulis??.

Seorang penulis yang membuat tokoh yang berperan membahagiakan sang penulis itu sendiri ataupun menghibur para pembaca dengan jalan cerita yang dibuat semenarik mungkin.

Dia dengan bebas membuat suatu karya namun sangat sulit membuat para pembaca menyukai karya tersebut.

Entah itu alur yang terlalu lambat atau bahkan cerita yang membosankan.

Tapi itu bukan masalah! Dia hanya menulis untuk kesenangan pribadi, mempublikasikannya dia suatu platform adalah sesuatu yang memalukan.

Sangat mendebarkan setiap kali dia mengklik 'publish'.

Bahkan kalimat itu membuatnya ragu-ragu antara ingin publish atau tidak.

Semua keinginan yang selama ini terpendam kini dia tuangkan dalam bentuk tulisan.

Merevisi semua books juga bukan hal yang mudah

Memastikan tidak ada satupun kesalahan dalam penulisan sangat memerlukan ketelitian tingkat tinggi, ditambah lagi perlu berkali-kali revisi untuk membuat suatu karya bisa dinikmati oleh khalayak umum.

Dibuat mabuk oleh ratusan chapter dan ribuan kata membuat penulis itu menyesal karena terlalu banyak chapter yang dia buat.

Hampir muntah karena karyanya sendiri.

Itulah salah satu kendala yang dihadapi seorang penulis.

Namun itu bukanlah masalah jika rasa kesepiannya tidak menimbulkan sebuah masalah melainkan menjadikannya sebagai teman.

Teman yang membuatnya semakin fokus menulis.

Sudah berhari-hari berlalu dengan cepat. Sejak hari itu Emu ataupun Kiriya tidak pernah melihat Hiiro lagi.

Mereka tidak pernah melihat batang hidung anak itu disekolah ataupun di rumah. Hubungan pertemanan mereka bertiga merenggang lebih dari biasanya.

Emu akui jika perkataannya waktu itu sangat kasar juga menuntut.

Perkataan yang Hiiro ucapkan memang benar...mereka berdua hanya mengenal Hiiro dari luarnya saja!.

Sedangkan dalamnya mereka tidak mengetahui apa-apa.

Bahkan mereka tidak mengetahui jika temannya itu memendam semuanya sendiri sejak lama kemudian meledakkannya dalam sekejap tepat di depan mata mereka.

Dan semenjak itu pula sikap Hiiro terasa berbeda.

Hiiro yang biasanya cuek malah semakin tidak tersentuh.

Bahkan saat mereka tidak sengaja berpapasan, Hiiro bahkan mempertontonkan tatapan mata yang terlihat kosong.

Mivuldahapav! (Hĭatuš)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang