Setelah beberapa hari menunggu sambil menyiapkan perlengkapan untuk acara.
Akhirnya hari yang dinanti oleh siswa-siswi itu tiba juga. Deretan mobil bus sudah berjajar rapi di tempat parkir Saito high school dengan selembar kertas yang memperlihatkan angka sesuai nomor urut tertempel pada masing-masing bus.
Panitia mengumumkan bahwa satu kelompok berisikan minimal empat orang dan maksimal lima orang anggota dan untungnya para siswa maupun siswi bebas memilih anggota kelompoknya masing-masing mau itu satu kelas maupun berbeda, laki-laki dan perempuan terpisah tentunya.
"Bus kita yang mana ini??." Tanya Emu celingak-celinguk.
"Aku tidak tahu." Kiriya berucap sambil mengangkat bahunya.
"Kita di bus nomor 7." Hiiro memperlihatkan ponselnya yang terpampang pemberitahuan dari grup tentang pembagian bus.
"Apa kalian tidak melihat grup?." Tanya Sento.
"Hehehe." Emu dan Kiriya hanya cengengesan.
Mereka berkeliling melihat lembar kertas yang bertuliskan angka kelompok mereka yang akhirnya ketemu juga kemudian langsung menaikinya karena cuaca sudah mulai terik.
Padahal ini masih pagi tapi matahari bersinar terang.
"Pengalaman kalian bagaimana sewaktu masih jadi junior?." Tanya Sento.
"Benar-benar sangat buruk!." Kiriya menerawang jauh ke masa lalu dimana dia, Emu dan Hiiro masih bersekolah di Junior high school.
"Aku setuju!." Timpal Emu sedangkan Hiiro hanya diam menyimak.
"Kenapa memangnya?." Sento bertanya dengan wajah bingungnya.
"Tapi menurutku tidak terlalu buruk." Hiiro menyela pembicaraan mereka semua.
"Iya sih tapi anggota kelompoknya tidak bisa di ajak kerjasama! Kan ngeselin!." Kesal Kiriya.
"Benar apalagi tetanggaan sama itu orang apalagi pas malam itu tenda mereka ribut terus sampai-sampai tenda mereka rubuh." Cerita Emu.
"Aku malah nahan ketawa loh pas mereka di marahi kakak pembina! Puas sekali rasanya hahaha!." Kiriya tertawa terbahak-bahak.
"Setuju." Emu menyahutinya.
"Jangan seperti itu! Tidak baik tahu." Hiiro segera menasihati keduanya.
"Maaf maaf." Ucap keduanya bersamaan.
"Bagaimana denganmu Sento?." Tanya Hiiro pada temannya yang satu itu.
"Aku tidak pernah ikut dan kali ini adalah kali pertama aku ikut camping jadi mohon bantuannya ya teman-teman."
"Tenang saja."
------------------------
Mobil bus yang mereka tumpangi melaju membelah jalanan kota yang padat penduduk. Banyak kendaraan-kendaraan berlalu lalang memenuhi jalan. Perjalanan masih jauh jadi Hiiro memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu, perjalanan dari Saito ke Fuuto memerlukan waktu yang lumayan lama.
"Hey Hiiro bangun! Kita sudah sampai. Ayo bangun!." Emu menepuk-nepuk pipi Hiiro pelan.
"Hmm? Sudah sampai?." Tanya Hiiro setengah sadar.
"Iya cepat bangun." Hiiro mengendong tas yang berukuran besar miliknya juga beberapa barang lain untuk turun dari bus.
"Hati-hati awas jatuh!." Peringat Emu.
"Hmm." Hiiro tersandung tapi untungnya dia tidak jatuh.
"Makanya kalau dibilangin itu nurut." Emu memulai sesi omelan panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mivuldahapav! (Hĭatuš)
FanfictionMivuldahapav adalah sosok yang terlahir dari tragedi yang menimpa ratusan hingga ribuan manusia. Sosok non-human yang tercipta dari genangan darah yang mengandung emosi negatif seperti kebencian, membawa kemalangan bagi orang-orang disekitarnya. Sos...