Rekaman 020

18 2 0
                                    

Kemuning, 26 September 1968, Pukul 16:00

-----


Hamba

Resti?


Resti

Rendra ya?


Hamba

Iya.


[Suara kerumunan orang di dermaga dan percik air Sungai Musi selama sebelas detik]

[Suara langkah pasang sepatu pada papan kayu]


Hamba

Mari saya bantu naik.


[Suara langkah dua pasang sepatu pada papan kayu]

[Suara langkah dua pasang sepatu pada kapal]


Resti

Saya tidak menyangka Bang Rendra bakal datang sungguhan. Saya kira saya bakal ditinggal kabur.


Hamba

Mayat ibumu terlalu mustahil untuk dilangkahi.


Resti

Berarti kamu tidak kabur karena bunda yang memperkenalkan? Bukan karena kamu yang tertarik sendiri?


Hamba

Entahlah. Mungkin para laki-laki terdahulu lari tunggang langgang darimu ketika mereka tau siapa ibumu.


Resti

Hahaha! Bukan mungkin. Pasti.


Hamba

Apa kabarmu?


Resti

Saya lebih tertarik mendengar kabarmu daripada kabar saya sendiri. Kabar saya selalu sama: baik.


Hamba

Sayangnya kabarku juga selalu sama: baik.


Resti

Demikian kencan kita malam ini. Mau antar saya pulang? Hahaha! Bercanda. Entah kenapa saya membacamu sebagai orang yang tidak bisa bercanda.


Hamba

Saya sedang belajar buat bercanda.


Resti

Menakjubkan! Dalam satu kalimat itu kamu telah menceritakan seberapa membosankannya dirimu!


Hamba

Kamu serius?


Sembari Menunggu HambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang