Kemuning, 12 Oktober 1968, Pukul 16:11
-----
Resti
Kita bertemu lagi. Siapa namamu ya?
Hamba
Rendra.
Resti
Oh, Rendra? Bukan Tono? Hahaha!
Hamba
Bukan.
Resti
Ayolah, Rendra. Kamu seperti tidak mengenal saya saja. Canda-canda seperti ini penting!
Hamba
Kamu sendiri tau kalau saya adalah orang yang paling tidak bisa bercanda sedunia.
Resti
Benar juga. Hahaha! Jadi apa kabarmu, Rendra?
Hamba
Masih bertahan.
Resti
Bertahan lagi. Memang apa yang kamu sedang pertahankan?
Hamba
Entahlah. Jiwa? Raga? Hati nurani? Saya tidak tau. Jelasnya, hanya satu kata itu yang terpikirkan tiap kali saya ditanyakan kabar. Yah, selain... "baik". Hahaha!
Resti
Hahaha! Senang rasanya mendengarmu tertawa. Jadi, ingin memesan apa sore ini? Tenang. Saya yang traktir.
Hamba
Tidak biasanya seorang wanita mentraktir seorang lelaki.
Resti
Ujung-ujungnya, uang yang saya gunakan untuk mentraktirmu adalah uang yang sama yang kamu terima tiap bulannya. Uang bunda! Hahaha! Jadi tidak perlu khawatir. Kita sama-sama... "bertahan"... menggunakan darah dan keringat bunda.
Hamba
Lalu apa kabarmu? Apakah juga masih bertahan seperti saya?
Resti
Hmm... kabar saya sore ini? Kali ini saya bisa dengan jujur mengatakan bahwa kabar saya baik. Ini serius. Bukan "baik" yang diutarakan orang-orang tiap kali ditanyakan kabar.
Hamba
Oh, ya? Apa gerangan yang menyebabkan kabarmu menjadi "baik"?
Resti
Bertemu denganmu.
Hamba
Bertemu dengan saya?
Resti
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembari Menunggu Hamba
Mystery / Thriller"Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa." Pada tahun 1967, Hamba, sebuah nama samaran dari seorang anak petani, dipromosikan dari tentara biasa menjadi seorang intel. Ditugaskan sebagai mata-mata penembak misterius, Hamba perlahan-lahan memp...