Kemuning, 23 Agustus 1968, Pukul 08:03
-----
Hamba
Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa.
Romo
Dosa apa yang akan Hamba lakukan besok?
Hamba
Bertemu Maut di Sungai Merah.
Romo
Selamat datang di Palembang, Hamba. Bagaimana proses penguburan Pak Gandaria kemarin?
Hamba
Setau saya dia tidak dikubur.
Romo
Benar sekali.
[Hening selama enam belas detik]
Hamba
Ketika Pak Maut dan kawan-kawannya membereskan Pak Gandaria, saya hanya dapat memikirkan linglung anak-anaknya kelak.
Romo
Pak Gandaria tidak punya anak.
Hamba
Tidak punya anak? Setau saya... Oh.
Romo
Terkadang kami didatangi oleh beberapa oknum yang mengaku bahwa orang tuanya dibunuh oleh kami puluhan tahun lalu. Sayangnya semua oknum yang datang tidak tahu bahwa orang tua mereka tidak pernah beranak.
Jika kamu pikirkan matang-matang mengenai kejanggalan itu, kamu akan sepusing atasanku dulu, yang harus menangani puluhan anak yang harusnya tidak ada, namun mendatangi kita untuk membalaskan dendam orang tua yang tidak pernah membikin mereka.
Hamba
Kepala saya panas mendengarnya.
Romo
Ada beberapa hal dan beberapa orang yang akan menyulitkan pekerjaan kita ke depan. Maut hanya memastikan bahwa pekerjaan untuk hamba berikutnya akan tanpa halangan.
Hamba
Saya tetap masih meragukan guna saya di sini.
Romo
Kamu menemaniku, berbisik padaku, lewat si Molly kecil di kerahmu.
[Suara gesekan kerah]
Hamba
Kenapa harus saya? Kenapa alat ini tidak ditempelkan ke kerah Pak Maut atau Romo?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembari Menunggu Hamba
Mystery / Thriller"Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa." Pada tahun 1967, Hamba, sebuah nama samaran dari seorang anak petani, dipromosikan dari tentara biasa menjadi seorang intel. Ditugaskan sebagai mata-mata penembak misterius, Hamba perlahan-lahan memp...