Rekaman 015

19 4 0
                                    

Kemuning, 23 Agustus 1968, Pukul 08:03

-----


Hamba

Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa.


Romo

Dosa apa yang akan Hamba lakukan besok?


Hamba

Bertemu Maut di Sungai Merah.


Romo

Selamat datang di Palembang, Hamba. Bagaimana proses penguburan Pak Gandaria kemarin?


Hamba

Setau saya dia tidak dikubur.


Romo

Benar sekali.


[Hening selama enam belas detik]


Hamba

Ketika Pak Maut dan kawan-kawannya membereskan Pak Gandaria, saya hanya dapat memikirkan linglung anak-anaknya kelak.


Romo

Pak Gandaria tidak punya anak.


Hamba

Tidak punya anak? Setau saya... Oh.


Romo

Terkadang kami didatangi oleh beberapa oknum yang mengaku bahwa orang tuanya dibunuh oleh kami puluhan tahun lalu. Sayangnya semua oknum yang datang tidak tahu bahwa orang tua mereka tidak pernah beranak.

Jika kamu pikirkan matang-matang mengenai kejanggalan itu, kamu akan sepusing atasanku dulu, yang harus menangani puluhan anak yang harusnya tidak ada, namun mendatangi kita untuk membalaskan dendam orang tua yang tidak pernah membikin mereka.


Hamba

Kepala saya panas mendengarnya.


Romo

Ada beberapa hal dan beberapa orang yang akan menyulitkan pekerjaan kita ke depan. Maut hanya memastikan bahwa pekerjaan untuk hamba berikutnya akan tanpa halangan.


Hamba

Saya tetap masih meragukan guna saya di sini.


Romo

Kamu menemaniku, berbisik padaku, lewat si Molly kecil di kerahmu.


[Suara gesekan kerah]


Hamba

Kenapa harus saya? Kenapa alat ini tidak ditempelkan ke kerah Pak Maut atau Romo?


Sembari Menunggu HambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang