Ciledug, 4 Februari 1969, Pukul 19:01
-----
[Suara gesekan korek api]
[Suara rokok dibakar]
[Hening selama empat belas detik]
[Suara isi botol tertuang pada dua gelas kaca]
[Suara gelas kaca digeser di atas meja kayu]
[Hening selama sebelas detik]
Maut
Minum.
[Hening selama delapan detik]
Maut
Tidak perlu ragu. Minum.
[Hening selama enam detik]
[Suara tegukan sebanyak sekali]
Maut
Sampeyan tidak perlu ragu. Minum. Habiskan langsung.
[Hening selama enam detik]
[Suara tegukan selama empat detik]
[Suara hembus napas kencang]
Maut
Bagaimana?
Hamba
Panas. Badan saya panas.
Maut
Lagi?
Hamba
Lagi.
[Suara isi botol tertuang pada segelas kaca]
[Suara tegukan selama tiga detik]
[Suara hembus napas kencang]
Maut
Apa kabar sampeyan?
Hamba
Buruk. Kekasihku mati dibunuh Bapak.
Maut
Sama.
Hamba
Maksud Bapak?
Maut
Empat tahun lalu. Solo. Gerwani. Sebelum dia diperkosa satu peleton rekan saya, saya tembak kepalanya. Selagi saya digebuki rekan saya yang tidak senang mayat, rekan saya yang senang mayat tetap memerkosanya.
Hamba
Astagfirullah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembari Menunggu Hamba
Mystery / Thriller"Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa." Pada tahun 1967, Hamba, sebuah nama samaran dari seorang anak petani, dipromosikan dari tentara biasa menjadi seorang intel. Ditugaskan sebagai mata-mata penembak misterius, Hamba perlahan-lahan memp...