Rekaman 029

18 2 0
                                    

Ciledug, 4 Februari 1969, Pukul 19:01

-----


[Suara gesekan korek api]

[Suara rokok dibakar]

[Hening selama empat belas detik]

[Suara isi botol tertuang pada dua gelas kaca]

[Suara gelas kaca digeser di atas meja kayu]

[Hening selama sebelas detik]


Maut

Minum.


[Hening selama delapan detik]


Maut

Tidak perlu ragu. Minum.


[Hening selama enam detik]

[Suara tegukan sebanyak sekali]


Maut

Sampeyan tidak perlu ragu. Minum. Habiskan langsung.


[Hening selama enam detik]

[Suara tegukan selama empat detik]

[Suara hembus napas kencang]


Maut

Bagaimana?


Hamba

Panas. Badan saya panas.


Maut

Lagi?


Hamba

Lagi.


[Suara isi botol tertuang pada segelas kaca]

[Suara tegukan selama tiga detik]

[Suara hembus napas kencang]


Maut

Apa kabar sampeyan?


Hamba

Buruk. Kekasihku mati dibunuh Bapak.


Maut

Sama.


Hamba

Maksud Bapak?


Maut

Empat tahun lalu. Solo. Gerwani. Sebelum dia diperkosa satu peleton rekan saya, saya tembak kepalanya. Selagi saya digebuki rekan saya yang tidak senang mayat, rekan saya yang senang mayat tetap memerkosanya.


Hamba

Astagfirullah.


Sembari Menunggu HambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang