Ciledug, 19 Januari 1969, Pukul 08:21
-----
Hamba
Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa.
Romo
Dosa apa yang akan Hamba lakukan besok?
Hamba
Bertemu Maut di Sungai Merah.
Romo
Apa kabar?
[Hening selama enam puluh enam detik]
Romo
Aku anggap kabarmu baik, kalau begitu.
[Hening selama tiga puluh dua detik]
Romo
Maut bercerita apa yang terjadi. Kamu tau apa akibatnya jika kamu menyerang rekan kerjamu?
[Hening selama dua puluh satu detik]
Hamba
Mati akan menjadi sebuah berkah untuk saya saat ini.
Romo
Benar sekali. Untuk itulah, kamu tidak akan mati.
[Hening selama dua belas detik]
Romo
Tapi sebenarnya, Hamba, Maut tidak melapor sebuah pelanggaran aturan kepadaku. Yang diceritakan Maut justru adalah kamu. Kamu ingin tau apa yang ia ceritakan?
[Hening selama delapan detik]
Romo
Ia mengkhawatirkanmu, Hamba.
[Suara tawa ditahan]
Romo
Sebenarnya yang ia khawatirkan bukanlah apakah kamu bisa tetap menjalankan pekerjaanmu. Yang ia khawatirkan adalah justru sesuatu yang lebih bersifat pribadi. Maut mengkhawatirkan bahwa ia menaruh rasa padamu. Yah, bukan rasa yang itu. Lebih ke... Mungkin aku lebih tepat mengatakan bahwa, di antara semua orang di dalam divisi ini, yang tidak akan memiliki secercah rasa di dalam hati mereka adalah mereka yang kamu panggil sebagai Maut. Untuk pertama kalinya setelah mematikan rasa itu di dalam hati selama lima belas tahun, Maut kembali merasa.
Hamba
Dan rasa telah mati dalam diriku.
Romo
Apakah ini berarti sudah saatnya kamu dan Maut berganti posisi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembari Menunggu Hamba
Mystery / Thriller"Maafkan Hamba, Romo, karena Hamba akan berdosa." Pada tahun 1967, Hamba, sebuah nama samaran dari seorang anak petani, dipromosikan dari tentara biasa menjadi seorang intel. Ditugaskan sebagai mata-mata penembak misterius, Hamba perlahan-lahan memp...