Rekaman 021

16 1 0
                                    

Kemuning, 29 September 1968, Pukul 14:21

-----


Hamba

Apa kabar?


Maut

Tidak biasanya sampeyan menanyakan kabar.


Hamba

Bapak sudah lama tidak terlihat.


Maut

Selagi sampeyan membuntuti siapa pun yang sampeyan sedang buntuti, saya sedang bertugas keliling negeri. Kebetulan saja saya sedang singgah ke sini. Romo yang meminta saya bertemu dengan sampeyan. Katanya karena sampeyan belum bisa santai.


Hamba

Memang Bapak di sini untuk siapa? Apakah untuk siapa pun yang sedang saya buntuti?


Maut

Bukan urusan sampeyan. Jadi sampeyan sendiri apa kabar? Saya dengar sampeyan kerja di rumah bordil dan main wanita tiap malam. Sudah sesejahtera itu sampeyan, butuh santai apa lagi memangnya?


Hamba

Ternyata tidak seperti rokok, Pak. Main wanita tidak memberikan ketenangan atau membuat saya tahan terhadap ujian di dunia.


Maut

Sampeyan cuma belum terbiasa.


Hamba

Dan mungkin tidak akan pernah terbiasa.


Maut

Kebetulan saya sempat bertemu Hamba yang lain. Sama juga dengan sampeyan. Dapat tugas di rumah bordil juga. Saking Hamba yang ini terlena dengan samarannya, alat rekamnya tercebur ke dalam bak mandi. Sampeyan tau apa yang terjadi setelahnya?


Hamba

Dia dipecat?


Maut

Oh, tidak. Di divisi ini tidak ada yang namanya pecat-pecatan. Dia mengundurkan diri. Saya yang mengundurkan. Lalu Hamba yang lain menggantikannya. Sampeyan kasus yang cukup unik. Kantung mata sampeyan sampai membesar. Bisa simpan dompet di dalam.


Hamba

Atau alat rekam biar tidak tercebur ke dalam bak mandi.


Maut

Hah. Sampeyan sudah bisa melucu. Selama itu ternyata saya tidak bertemu sampeyan. Sampeyan mau saya belikan arak?


Hamba

Tidak perlu.


Maut

Bahkan setelah sampeyan meniduri banyak wanita, sampeyan tetap tidak mau mabuk.


Sembari Menunggu HambaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang