third

2.3K 208 0
                                    

Sesuai dengan yang sudah di tugaskan, kini semua dokter dari rumah sakit yang dinaungi oleh Aran sudah berkumpul di bandara.

Chika dan Fiony beserta jajaran dokter yang bertugas sedang membaca rundown yang sudah dibagikan oleh asisten pribadi Aran.

"Mba, dokter Aran nya kemana?" tanya Chika.

"Bos dokter lagi di jalan bu sama teman-temannya, mungkin sebentar lagi sampai." ucap asisten pribadinya, Sisca.

Chika mengangguk dan kembali fokus pada kertas yang ia pegang.

"Harusnya jam segini udah pembukaan." gumam Chika.

Sementara itu Aran dkk baru saja sampai di bandara dengan didampingi para bodyguard yang membawa koper mereka.

"Sebelah sini bos." Aran mengangguk dan mengikuti langkah sang bodyguard.

Semua pasang mata menatap keenam dokter yang baru saja sampai. Para dokter bujangan itu sudah siap dengan barang masing-masing.

"Cek cek, baik akan saya mulai apel paginya." ucap Aran yang sudah memegang mic.

Apel pagi pun dilakukan dengan di awali sambutan dari Aran kemudian dari pimpinan rumah sakit cabang.

"Helikopter ada 6 dan masing-masing berisi 4 dokter, sisanya yang belum ke angkut ditunggu sekitar 10 menit ya karena helikopter yang lain lagi di cek mesin dulu." jelas Aran.

"Ada yang mau di tanyakan?" lanjutnya.

Fiony mengangkat tangannya.

"Kalo logistik dan obat-obatan yang kita bawa habis bagaimana dok?" Aran mengangguk.

"Semua sudah saya siapkan, jika logistik dan obat-obatan yang dibawa habis nanti akan ada tim yang ngirim langsung ke lokasi."

"Sorry dokter, disana kita tinggal di tenda atau rumah ya?" tanya Chika.

"Saya sudah sediakan tenda lengkap dengan peralatan lainnya." para dokter mengangguk paham.

"Surat tugas kalian sudah aman di saya dan saya akan mendampingi kalian selama kegiatan disana."

"Baik saya rasa cukup untuk apel pagi ini, jika ada yang ditanyakan boleh ke asisten saya atau ke saya langsung. Selanjutnya untuk pembagian tempat akan di bagi oleh Gito."

Gito mulai membacakan nama-nama sesuai dengan helikopter yang mereka tumpangi.

Setelah pembagian tempat dibacakan, para dokter mulai menaiki helikopter masing-masing.

"Dokter Chika hati-hati yaa, enak banget deketan sama dokter Aran." ucap Fiony.

Chika terkekeh. "Dokter Fiony juga hati-hati."

Ya!! Chika dan Aran satu helikopter, begitupun dengan Gito dan Sisca. Mereka terpisah dari teman-teman yang lain, terutama dari geng Aran.

"Mari dokter Chika." ucap Aran, sambil memberikan koper milik Chika pada bodyguardnya.

"Eh ga usah dok biar saya bawa sendiri aja."

"Gapapa bu, ini biar jadi tugas saya aja. Ibu langsung naik aja ke helikopter." ucap bodyguard tersebut.

"Gapapa mas?" ia pun mengangguk untuk meyakinkan Chika.

Chika menghampiri Aran yang sudah siap naik.

"Sini pegangan." Chika nampak ragu untuk memegang tangan Aran, pasalnya ia tidak terlalu dekat dengan Aran.

Karena melihat Chika yang kebingungan, Aran pun menarik tangan Chika dan menuntunnya naik ke helikopter.

"Barang-barang sudah aman semua?"

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang