21th

1.9K 220 2
                                    

Sesuai janjinya, pagi ini Aran mengantar Chika ke makam almarhumah mami Chika, Aya.

Perjalanan pagi ini memakan waktu cukup lama karena mereka sempat terjebak macet dan lokasinya pun cukup jauh.

Untungnya mereka berangkat lebih pagi karena saran dari Chika walaupun saat sampai lokasi sedikit telat.

"Kamu mau ikut atau nunggu di mobil?" tanya Chika yang memakai kacamata dan kain di kepalanya.

"Ikut dong, yakali diem disini doang." ucap Aran.

Keduanya keluar dari mobil dan berjalan menuju sebuah batu nisan bertuliskan "Nurhayati".

"Shalom mami." ucap Chika.

"Assalamualaikum tante." ucap Aran.

Keduanya duduk dipinggiran makam.

"Mi, kenalin ini Aran calon suami Chika." ucap Chika sambil tersenyum.

Walaupun mulutnya tertutup masker dan matanya tertutup kacamata tapi Aran tahu bahwa wanita yang sudah sah jadi tunangannya itu sedang menahan tangis.

"Halo tante, aku Aran yang udah lancang cinta sama anak tante. Izinin Aran buat jadi pendamping Chika ya tante, Aran janji bakal jaga Chika sebaik mungkin." ucap Aran.

Chika menatap kosong batu nisan didepannya. Andai maminya masih hidup mungkin sekarang kehidupan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya.

Bantuan Gracio, papa Aran yang membuat perusahaan Pucho kembali bangkit dan dipegang permanen oleh Chika.

"Mi, ada orang baik yang udah bantu Chika dan papi buat ngerintis perusahaan dari awal, namanya om Cio beliau yang bantu papi dan Chika dalam segala hal bahkan sampai Chika pegang perusahaan." jelas Chika.

Aran mendengarkan seksama penjelasan Chika, ia yakin yang dimaksud oleh Chika itu adalah papanya.

"Sampai saat ini Chika masih nyari om Cio tapi belum pernah ketemu lagi, terakhir ketemu pas pemakaman mami."

Ya, Chika tidak tahu bahwa Gracio bosnya dirumah sakit adalah papa dari Aran dan orang yang ia cari. Bahkan saat pertemuan di lokasi bencana dan dirumah Aran, Chika tidak tahu bahwa Gracio adalah orang yang ia cari sampai saat ini.

"Bantu Chika buat ketemu sama om Cio ya mi, Chika mau berterimakasih sama beliau." ucapnya.

Aran tersenyum tipis dibalik masker hitamnya. Ternyata ini alasan papanya sangat menjaga Chika, selain anak baik Chika juga sangat jujur.

"Kasih bunganya ke mami sayang, kayanya pagi ini bakal hujan." ucap Aran.

Chika mendongak kemudian meletakkan bunga tulip di pusara maminya.

"Love you mami, kita pulang dulu ya." pamit Chika kemudian ia berjalan mendahului Aran.

Sedangkan Aran masih diam disana menatap makam Aya sambil tersenyum.

"Tante, ini Aran anaknya papa Cio orang yang Chika cari."

"Aran janji bakal jagain Chika tante."

"Doain Aran dari sana ya biar sukses dan bisa nikahin Chika secepatnya."

"Aran pamit ya tante, assalamualaikum." pamit Aran kemudian menghampiri Chika yang menunggu didepan mobil.

"Yuk." Aran pun membukakan pintu untuk Chika dan disusul olehnya yang masuk melalui pintu lain.

"Kamu berangkat jam berapa?" tanya Chika.

"Abis nganterin kamu aja."

"Eh kamu mau ke rs atau balik ke rumah?" tanya Aran.

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang