Terhitung sudah hampir lima hari Aran di Jakarta dan empat hari lalu teman-temannya beserta Chika pun ikut pulang ke Jakarta atas permintaan sang mama.
Pagi ini kebetulan Aran mendapat amanah dari Shani untuk tidak pergi ke kantor dan membantunya menyiapkan bahan-bahan untuk nanti malam.
Rencananya nanti malam mereka akan berkumpul dengan teman-teman Aran dan juga Chika tentunya.
"Kamu udah ngasih tau Chika kan bang?" Aran mengangguk sambil merapihkan sayuran-sayuran yang diatas meja.
"Bentar deh bang ini kok kaya ada yang kurang ya." ucap Shani.
Shani kembali mengecek daftar belanjaannya.
"Astaga lupa beli cemilan."
"Yauda biar abang, Aldo sama Zee aja yang beli ma." ucap Aran, Shani mengangguk dan mengeluarkan uang beberapa lembar dari dompetnya.
"Simpen aja uangnya ma, abang berangkat dulu ya." Aran pamit dan langsung memanggil kedua adiknya.
Shani melanjutkan kegiatannya membereskan makanan untuk nanti malam.
"Ambil aja yang kalian pengen beli nanti kasih tau abang oke." Zee dan Aldo mengangguk paham.
Aran meninggalkan kedua adiknya, ia berjalan menuju space khusus minuman. Ia mengambil beberapa minuman soda, susu dan air putih dingin.
"Do, lo sama Ashel lagi ribut ya?" tanya Zee yang berada tepat dibelakang Aldo.
"Sok tau lo, orang gua baik-baik aja sama dia."
"Halah, kalo baik-baik aja kenapa dia kagak diajak kumpul nanti malem?"
Aldo terdiam, sebenarnya Zee benar bahwa ia dan Ashel sedang ribut tapi sepertinya ia harus mengalah dan mengajak pacarnya itu untuk berkumpul dirumah.
"Yee samsudin malah diem." ucap Zee.
"Nanti langsung gua jemput, soalnya gua takut dia ga bisa." Zee mengangguk.
Bruk!
"Eh maaf mas maaf saya ga sengaja." ucap perempuan yang tak sengaja menabrak Aran.
"Gapapa mba, sini saya bantu." Aran pun membantunya berdiri dan membereskan makanan yang sempat berantakan itu.
"Loh, Chika?"
"Aran?"
Aran tersenyum menggeleng. "Lain kali hati-hati ya."
"Kamu lagi apa disini Ran?"
"Aku disuru belanja sama mama, kamu sendiri lagi apa disini?"
"Ini belanja buat nanti malem sekalian nyetok buat dirumah." Aran mengangguk.
Dari kejauhan Zee dan Aldo melihat interaksi keduanya yang begitu dekat.
"Kayanya itu calon kakak ipar kita deh, Zee." bisik Aldo.
"Gua sih setuju kalo kakak iparnya cakep begitu Do. Btw mukanya kaya ga asing dah." ucap Zee.
Mereka berdua semakin memperjelas penglihatannya.
"Oalah itu mah dokter Chika, Zee."
"Dokter Chika yang ketemu waktu peresmian rs bukan?" Aldo mengangguk.
"Wah setuju banget gua dapet kakak ipar modelan dokter Chika." keduanya terkekeh.
"Ada yang mau dibeli lagi ga? Biar aku temenin." Chika melihat-lihat belanjaannya.
"Udah cukup kayanya." Aran mengangguk dan mengajak Chika ke kasir.
Zee dan Aldo yang dari tadi mengikuti keduanya mulai panik karena sepertinya Aran lupa kalau ia membawa dua adik laki-lakinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAN [Chikara]
General FictionZahran Abraham Khaulah adalah seorang pengusaha muda yang memiliki banyak perusahaan dan rumah sakit. Yessica Tamara adalah seorang dokter muda yang bekerja disalah satu rumah sakit milik Zahran. Akan ada apakah diantara keduanya? UPDATE SETIAP JUM'...