fifteenth

1.8K 231 14
                                    

Setelah hari dimana Chelsea datang ke lokasi yang Aran kunjungi, Aran dan Chika kembali berjarak. Terlebih Chelsea ternyata menginap disana dengan alasan masih merindukan Aran.

"Bantu gua buat ngusir Celi." ucap Aran pada teman-temannya.

"Gua bingung mau ngusir dia gimana caranya, soalnya dia cukup berguna juga disini." ucap Ollan.

"Lagian sejauh ini dia ga bikin onar kan?" Aran menggeleng.

Memang mantannya itu tidak membuat onar tapi ia tak ingin bertemu dengan Chelsea lagi. Pasalnya ia takut kalau perasaan Chelsea masih bersarang.

"Gua sama Chika jauhan." ucap Aran.

"Gua tau kok, apalagi pas Eli bilang kalo Celi ngaku-ngaku sebagai pacar lo." ucap Gito.

"Lo beneran ga ada hubungan kan sama Chika, git?" tanya Aran memastikan.

"Beneran lah, gua udah ada crush." jawab Gito, Aran menghela nafas lega.

"Syukurlah." gumamnya.

"Gua bilang juga apa kan ga percayaan banget lo jadi manusia." ucap Ollan.

"Ya lagian lo ngasih tau kaya ga sesuai fakta." elak Aran.

"Lo nya aja yang gampang kepancing emosyen." ucap Ollan.

"Eh lo kan sempet nyamperin Chika ke pantai tempo hari, lo ngapain aja disana?" tanya Vito.

Aran pun menceritakan apa yang mereka lakukan di pantai, terlebih soal Chika yang menggerutu.

"Nah kan lo udah ada peluang tuh buat deketin Chika." ucap Floran.

"Ya gua kira kita ga bakal jauhan kaya sekarang." ucap Aran lesu.

"Mungkin dia juga butuh waktu." ucap Oniel.

Saat mereka sedang mengobrol, terlihat Chika dan Eli menghampiri mereka.

"Bantuin kita ambil stok obat dong." ucap Eli.

"Hayu gas." ucap Gito.

"Gas gas." ucap Aran.

Mereka pun membantu Eli dan Chika membawa beberapa stok obat di mobil box.

Chika dan Eli bagian mencatat sementara Aran cs bagian mengangkut.

"Abis ini bawain bahan makanan ya, soalnya udah mau pada abis." ucap Eli.

Mereka mengangguk walaupun lelah tapi mereka tetap membantu.

Aran yang dasarnya tidak bisa kelelahan diam cukup lama membuat Chika dan Eli saling menatap.

"Aran kenapa chik?" tanya Eli, Chika menggeleng.

Aran menundukkan kepalanya merasakan pusing yang menjalar di kepalanya.

Vito dan Oniel yang melihat Aran seperti itu langsung menghampiri lelaki berwajah imut itu.

"Ran, are u oke?" tanya Vito.

Aran mengangguk lemah, sepertinya ia merasakan ada cairan yang keluar dari hidungnya.

"Nenggak ran." ucap Oniel.

Karena Aran tak mengadahkan kepalanya akhirnya Oniel menaikkan dagu Aran.

"Astaga mimisan ran." ucap Oniel.

"Diem ya, kak Eli minta tisu dong sorry." ucap Vito.

Eli pun mengangguk dan memberikan tisu pada Vito.

"Astaga Aran mimisan?" tanya Eli membuat Chika langsung menghampiri Aran.

"Aran mimisan?" tanta Chika.

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang