eightteenth

2K 258 11
                                        

Aran cs sudah berada di Jakarta sejak seminggu yang lalu, dan sejak saat itu pula antara Aran dan Chika kembali dekat. Bahkan tak jarang Aran maupun Chika mampir ke rumah masing-masing setelah pulang dari rumah sakit.

Seperti saat ini, Aran sudah selesai dengan pekerjaannya dan ia sedang menunggu Chika yang masih ada jadwal praktek dengan pasien lain.

"Huft lama banget dah." gumam Aran.

Untung saja ia menunggu Chika diruangan. Aran dari tadi hanya memainkan ponselnya.

"Udah jam lima masa belum beres praktek sih." gumamnya lagi.

Aran pun bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangannya untuk menyusul Chika. Baru saja pertengahan lorong, ia melihat Chika dengan seorang lelaki yang pernah ia lihat juga saat tempo hari.

"Plis Chik kasih aku kesempatan buat perbaiki semuanya." ucapnya.

"Ngga Ji, aku ga mau ngulang kesalahan yang sama." ucap Chika.

Aji, mantan pacar Chika yang cukup lama menjalin hubungan dengan Chika. Dia selalu datang ke rumah sakit hanya untuk menemui Chika dan meminta hubungan keduanya kembali seperti dulu.

Hubungan keduanya kandas karena lelaki itu memiliki hubungan dengan wanita selain Chika.

"Cukup kemaren aku jadi orang bodoh Ji, aku ga mau balikan sama kamu." lelaki didepan Chika itu terus merengek meminta balikan.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Aran masih melihat interaksi keduanya. Ia tak ingin ikut campur dulu karena mungkin antara Chika dan lelaki itu biasa saja.

"Plis Chika, balik sama aku ya. Aku janji ga akan ngulang kesalahan yang sama." ucapnya lembut.

Sebenarnya kesabarannya hampir habis karena Chika yang terus menerus menolak.

Selain karena selingkuh, mantan pacar Chika juga dikenal sangat kasar. Tak jarang Chika selalu jadi sasaran empuk lelaki itu untuk meluapkan emosinya.

Chika terus menggeleng, tangannya sudah merasa sakit karena dicengkeram begitu kuat oleh Aji.

"Lepasin Ji, sshh sakit." lirihnya.

"Terima aku dulu baru gua lepasin tangan lo." ucapnya pelan.

Chika terus menggeleng sambil meringis kesakitan. Matanya sudah berkaca-kaca, bahkan ingatannya kembali pada hari dimana Aji memukulnya habis-habisan karena ia yang terus meminta putus.

Aran? Ia mendekat pelan pada keduanya, kebetulan Aran datang dari belakang Aji jadi lelaki itu tak akan menyadari kehadiran Aran nantinya.

"Lo ga mau ngabulin permintaan gua Chik? mau gua siksa pake cara apa hm? lo pasti kangen kan gua siksa." bisiknya bagaikan pembunuh.

Chika sudah menangis pelan, ia memejamkan matanya berdoa agar seseorang datang menolongnya.

Aji memegang kasar dagu Chika agar perempuan didepannya itu berbicara.

"Ngomong anjing!"


Bugh!

Aran datang tepat waktu, ia memukul punggung Aji dengan balok yang ada didekatnya.

"A-aran." gumam Chika.

Aran tersenyum mengangguk.

"Minggir dulu ya biar aku beresin si bajingan ini." ucap Aran, ia pun menarik kasar baju Aji.

"Berani lo kasarin cewe gua?"

"Berani lo nyakitin dia?"

"BERANI LO BENTAK DIA?!? HAH?!!"

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang