Sudah seminggu Aran cs dan para dokter tinggal di lokasi yang terdampak bencana, tak jarang juga masih ada bencana-bencana kecil yang mereka alami.
Selama seminggu ini Chika dan Aran terlihat lebih dekat, mulai dari selalu makan bersama, Aran yang sering mengantarkan Chika ke tenda, sering mencuri waktu berdua, sering berkunjung ke pantai terdekat dan masih banyak lagi.
Dua hari lalu kedua orang tua Aran kembali ke ibukota karena ada pertemuan dengan klien dari luar negeri. Tak lupa mereka menitipkan Aran pada Chika dan sebaliknya.
Hari ini keduanya sedang menikmati waktu kosong dengan bersantai didekat tenda darurat ditemani dua gelas kopi dingin dan spaghetti yang baru saja dimasak oleh Chika.
"Kayanya aku bakal balik dulu ke Jakarta deh Chik, ada kerjaan kantor yang numpuk dan meeting sama klien." ucap Aran.
"Mau kapan pulang ke Jakarta? Biar aku siapin barang-barang kamu."
Aran meminum kopinya.
"Lusa mungkin ya, kamu mau ikut?" Chika menggeleng.
"Kan aku juga ada kerjaan disini."
"Kamu sama siapa nanti pulang?" tanya Chika.
"Sama bang Mirza mungkin." Chika mengangguk.
Keduanya kembali makan ditemani iringan lagu yang tenang. Menuju sore yang sangat indah setelah beberapa hari kemarin keduanya sibuk bekerja.
"Oiya, pacar kamu ga nyariin kamu Chik?" Chika langsung menoleh dan menatap Aran.
"Pacar?" Aran mengangguk.
"Cowo yang waktu itu di taman rs loh, itu cowo kamu kan?" Chika tertawa dengan pertanyaan bodoh Aran.
Aran yang melihat wanita disebelahnya itu tertawa hanya bisa memperhatikan tawa renyahnya.
"Aku ga punya pacar Aran." ucap Chika sambil mencubit hidung mancung Aran dengan gemas.
"Terus yang waktu itu siapa?" tanya Aran dengan penuh rasa penasaran.
"Itu mantan aku, namanya Aji. Kita putus karena dia selingkuh dan dia ke rs minta aku balik tapi posisinya dia masih berhubungan sama selingkuhannya, ya aku ga mau lah balikan sama dia masa aku jadi yang kedua."
"Jadi kalo dia udahan sama selingkuhannya kamu mau balikan?" Chika menggeleng.
"Lagian aku udah punya orang lain kok, ngapain aku balikan ke dia hm?" Aran diam.
Chika sudah punya orang lain, itu artinya Aran sudah tidak punya kesempatan untuk mendekati Chika.
"Ohh udah ada cowo lain." gumamnya masih terdengar oleh Chika.
"Mau tau ga cowonya?" Aran kembali menatap mata coklat itu.
"Boleh, siapa tau aku kenal." ucap Aran.
Sebenarnya Aran cemburu tapi ia harus terlihat biasa saja didepan wanita berambut blonde itu.
"Tingginya lebih dari aku, dia baik, ganteng, suka nolongin aku kalo kesusahan dan satu tim sama aku."
Entah Aran yang tidak peka atau apa, Aran kembali murung setelah Chika menyebutkan ciri-ciri lelaki yang ia sukai.
"Kamu suka Gito? Aku bakal bantu kalian buat jadian tenang aja." Chika melotot.
Hey! Ia tidak menyukai Gito. Astaga, mengapa Aran itu tidak peka dengan perasaannya?
"Aku ga-"
"Udah gapapa nanti aku bantuin, ayo abisin makannya abis ini balik ke tenda." ucap Aran.
Keduanya kembali menikmati sore ini dengan rada canggung, terlebih Chika.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAN [Chikara]
General FictionZahran Abraham Khaulah adalah seorang pengusaha muda yang memiliki banyak perusahaan dan rumah sakit. Yessica Tamara adalah seorang dokter muda yang bekerja disalah satu rumah sakit milik Zahran. Akan ada apakah diantara keduanya? UPDATE SETIAP JUM'...