H-2 para dokter termasuk Aran cs akan pulang ke Jakarta. Hari ini mereka cukup sibuk karena mengganti beberapa kegiatan dan jadwal piket dokter.
Karena akan ada pergantian jadi merekalah yang mengurus pergantian tersebut. Mengapa dokter-dokter ini yang sibuk mengganti jadwal? Mengapa tidak pusat? Karena rumah sakit pusat sedang full job jadi mereka sempat menghubungi Aran selaku atasan untuk sedikit meringankan beban mereka.
Aran pun menyetujuinya karena ia tahu seberapa sibuk rumah sakitnya dan Aran juga sudah meminta teman-teman dokternya untuk saling bekerjasama agar pekerjaan mereka cepat selesai.
"Ini mending yang cewe-cewe piket siang aja Nil, kalo malem kasian apalagi disini agak rawan." ucap Vito.
"Nah ini pindah ke siang sama pagi." lanjut Ollan.
"Tolong di cek cek lagi ya takutnya ada yang expired atau yang kurang." ucap Aran.
"Sorry sorry izin masuk guys." ucap Floran yang terburu-buru mengambil antiseptik.
Aran dan dokter lain memberi jalan untuk Floran.
"Kenapa Flo? kok panik gitu?" tanya Gito.
"Ada anak yang jatoh dari pohon, temen-temennya minta tolong sama gua buat obatin dia." jelas Floran.
"Kenapa ini? rame banget." ucap Eli yang baru datang dengan Chika.
"Kak bantu gua obatin anak yang kecelakaan." ucap Floran.
Eli memberikan beberapa kardus kecil berisi obat-obatan pada Aran.
"Dimana?" tanya Eli yang ikutan panik.
"Diluar diluar, minta kotak obat Nil." Oniel pun memberikan kotak obat pada Floran.
Keduanya langsung menuju keluar untuk mengobati anak kecil tersebut.
"Kalian lanjut dulu aja gua mau liat kondisi anaknya, Chika ikut saya." ucap Aran, Chika mengangguk.
Teman-temannya melanjutkan kegiatan mereka sementara Aran, Chika, Eli dan Floran melihat keadaan anak yang jatuh dari pohon.
"Astaga darahnya." gumam Chika saat melihat kaki anak tersebut berdarah.
Chika jongkok menatap anak itu, tatapan iba memenuhi sorot mata Chika.
"Ssttt jangan nangis yaa, diobatin sebentar sama dokternya." ucap Chika lembut.
Ia menarik anak itu kedalam pelukannya agar lebih tenang.
Aran membantu Floran dan Eli yang sedikit kesulitan karena anak itu selalu menghindar.
"Anak ganteng, dokter pinjem dulu kakinya ya sebentar aja." ucap Aran.
"G-ga mau s-sakit p-perih." ucapnya terbata-bata.
"Ngga kok ga perih obat yang ini dingin kalo perih itu pake alkohol sayang." ucap Chika.
"Pinjem sebentar ya nanti om dokter kasih es krim." anak itu menggeleng menolak tawaran Aran.
"Aku ga suka es krim om, aku sukanya cilor." ucapnya.
Aran tersenyum mengangguk.
"Oke ganteng nanti om beliin cilor yang banyak." anak itu langsung menghapus air matanya dan menatap Aran berbinar-binar.
"Beneran om?" Aran mengangguk.
"Beneran dong."
"Yauda om obatin kaki aku ya tapi kalo perih om harus beliin ps 5 buat aku." ucap anak itu.
Sedikit memeras harta Aran tapi tak apa Aran suka jika ia berbagi dengan orang lain.
"Oke deal." ucap Aran.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAN [Chikara]
General FictionZahran Abraham Khaulah adalah seorang pengusaha muda yang memiliki banyak perusahaan dan rumah sakit. Yessica Tamara adalah seorang dokter muda yang bekerja disalah satu rumah sakit milik Zahran. Akan ada apakah diantara keduanya? UPDATE SETIAP JUM'...