fourth

1.9K 179 2
                                    

Malam harinya seluruh dokter dan suster sedang makan malam bersama-sama di salah satu bangunan yang di dirikan oleh warga setempat.

"Ran, lo ga makan sayur?" tanya Vito, Aran menggeleng sambil menyuapkan daging kedalam mulutnya.

"Kaya ga tau aja lo Vit, si Aran kan ga suka sayur." timpal Ollan.

"Betul, tante mama masak sayur aja dia lebih pilih beli makanan diluar." lanjut Gito.

"Makan sayur kaya kambing." ucap Aran.

"Sekate-kate lo bujangan, sayur itu sehat lo dokter tapi ga tau kandungan didalam sayuran." ucap Ollan.

"Tau gua, kalo ga suka masa harus dipaksa." ucap Aran.

"Biarin aja napa dah, napa jadi ribut perihal sayur doang si." Aran menggidikkan bahunya acuh.

Sementara itu para dokter dan suster hanya memperhatikan mereka mengobrol dan meributkan sayuran.

"Lo lagi Flo bukannya makan nasi malah makan kebab." ucap Ollan yang melihat Floran memakan kebabnya.

"Gua kan ga suka nasi nyet." ucap Floran.

"Ni lagi cuma nyemilin kentang doang, inget umur lo Nil Nil."

"Idup lo komentarin orang mulu ye Lan kaya netizen." ucap Aran.

Para dokter yang menyaksikan hanya menggelengkan kepalanya.

Keenam bujangan itu seperti anak kembar yang meributkan hal kecil.

"Lo lo pada ribut mulu dah, malu tuh diliatin dokter Chika." ucap Gito.

Aran melirik Chika yang tersenyum.

"Maap ya dokter Chika, emang bujang lapuk ini suka banget ribut." ucap Oniel.

"Maklum kalo udh tua pasti balik kaya bocah." sambung Ollan.

Mereka kembali makan dengan tenang tanpa ribut.

"Kenyang banget dah." ucap Ollan dilanjut dengan suara sendawanya.

"Jorok banget monyet." ucap Aran menoyor kepala Ollan.

Ollan hanya cengengesan tak jelas.

"Duh maaf ya semuanya, piaraan kita yang satu ini emang agak jorok." ucap Vito.

"Piaraan mata lo jemping." ucap Ollan.

"Daripada kalian ribut mulu mending bantuin gua beres-beres bekas makan." ucap Sisca.

Mereka berenam saling memandang.

"OGAH!" ucap mereka bersamaan.

Chika terkekeh melihat tingkah keenam dokter itu.

"Sini mba biar saya bantu." ucap Chika yang sudah memegang piring bekas makan.

"Duh makasih ya dokter, maaf nih ngerepotin." Chika tersenyum tipis.

"Gapapa kok mba."

Aran yang melihat Chika kesulitan pun membantunya.

"Caper teroosss nih dokter Zahran." ucap Ollan.

"Orang kesusahan masa gua biarin aja." ucap Aran.

"Ayo dok saya bantu." Chika mengangguk.

"Makasih dok."

Karen melihat Aran membantu Chika, Oniel, Gito dan Floran pun ikut membantu membereskan meja makan, kecuali Ollan dan Vito, mereka sudah keluar dan bermain game.

"Makasih ya dok udah bantuin." ucap Sisca.

"Iya sama-sama, Sis." ucap Aran langsung mendapatkan tatapan tajam dari Sisca.

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang