twentieth

1.9K 239 1
                                    

Drrttt!! Drrttt!!

Ponsel seseorang terus bergetar dengan icon video call sedangkan si empu masih betah memainkan jarinya di keyboard laptop.

Aran, ia sibuk dengan pekerjaan. Setelah tiga hari lalu ia berhasil melamar Chika kini ia harus berjuang lebih keras untuk mendapat posisi baru di kantor ayahnya.

Ia belum mengalihkan pandanganya pada ponsel yang bergetar di meja lain, bahkan ia tidak merasa ada suara getaran.

Sementara di rumah sakit, seorang wanita cantik terus menggerutu karena tidak mendapatkan jawaban dari kekasih barunya (?)

"Ck, Aran kemana sih, biasanya kalo ada apa-apa ngabarin." gumamnya.

Chika terus mencoba menghubungi Aran, dari mulai telepon biasa, chat, hingga video call tapi hasilnya nihil, Aran tidak menjawab chat bahkan telpon darinya.

"Kenapa Chik kok kaya kesel gitu?" tanya Eli yang sedari tadi melihat kegiatan Chika.

"Masa Aran ga ngabarin sih kak sebel banget." ucapnya memajukan bibir tipisnya.

"Yaela Chik sabar napa dah mungkin Aran lagi sibuk." ucap Eli menenangkan Chika.

Chika menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya.

"Dia janji mau jemput gua kak makanya gua telponin mulu."

"Kalo dia ga bisa jemput minimal kabarin lah jangan begini."

"Gua kan jadi kesel ga ada kepastian dari dianya."

Eli terus mendengarkan celotehan dari wanita cantik itu.

"Ntar juga tiba-tiba disini Chik."

"Ah ga mungkin, emang Aran jin bakal langsung ada gitu aja?" Eli terkekeh geli.

"Aku emang jin, menjintai kamu." ucap seseorang yang baru datang dengan buket bunga ditangannya.

Chika dan Eli langsung menoleh kearah suara.

Orang itu menghampiri Chika yang masih memasang wajah kesalnya.

"Maaf ya sayang ga ngabarin, tadi beneran sibuk banget." ucapnya.

Ia meletakkan bunga indah itu dimeja Chika.

"Noh kan kata gua juga apa Chik, pasti bakal tiba-tiba ada disini bocahnya."

Chika tak menjawab melainkan memalingkan wajahnya ke lain arah.

"Dah gua mau balik duluan, bujuk tuh Ran dari tadi marah-marah mulu."

"Ih aku ga marah-marah ka Eli, aku cuman kesel aja." elak Chika.

"Sama aja Chik, dah ya duluan." Eli pun keluar dari ruangan dan menyisakan Chika dan Aran.

Aran menarik kursi kerja Eli agar ia duduk didekat wanita yang sudah sah menjadi tunangannya itu.

"Maafin dong sayang." Aran mengelus lembut tangan Chika.

"Aku beneran sibuk Ca, makanya ga sempet pegang hp."

"Terus pas aku liat jam aku baru inget harus jemput kamu."

"Maaf ya aku keasikan kerja di kantor sampe lupa kalo yang disini udah nunggu."

Chika tak menjawab dan tetap dalam mode diamnya.

Aran tentu tak habis ide untuk membujuk wanita berambut coklat itu, ia terus membujuk untuk mendapat maaf dari Chika.

"Oke, kalo kamu maafin aku nanti kita belu es krim yang banyak." Chika langsung menoleh menatap Aran dengan mata berbinar.

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang