thirteenth

1.8K 204 7
                                    

Hubungan antara Chika da Aran semakin dekat, terhitung sudah hampir satu bulan keduanya bersama dan setelah malam itu keduanya bersama teman-temannya yang lain memutuskan untuk kembali ke lokasi bencana.

Siang ini Aran cs tengah sibuk membantu warga merenovasi masjid yang tidak jauh dari tenda mereka.

Sedangkan para dokter wanita sedang membuat cemilan beserta air dingin.

Hari libur ini mereka manfaatkan untuk bakti sosial di luar jabatannya sebagai seorang dokter.

Chika melihat Aran yang sudah penuh dengan keringat, apalagi rambutnya sudah sedikit panjang. Dari sebelum-sebelumnya Chika selalu memperingatkan Aran untuk potong rambut tapi lelaki itu selalu beralasan sibuk.

"Aran kaya yang kepanasan gitu ya sampe keringatnya banyak banget." ucap Eli.

"Iya, padahal aku udah ngasih tau dia buat potong rambut tapi alasannya sibuk mulu."

"Coba deh kamu yang potongin rambut dia, Chik." Chika melirik Eli sebentar dan kembali fokus pada Aran.

Chika menggeleng. "Takut ga rapih kak."

"Soalnya disini kalo mau potong rambut harus ke kota dulu." ucap Eli.

Aran yang baru selesai dengan pekerjaannya berlari menghampiri Chika dan Eli.

"Hai." sapanya pada Chika dan Eli.

Keduanya tersenyum saja.

"Cape banget ya Ran?" tanya Eli.

"Lumayan kak El, abis ini kesana lagi ga kuat gerah tapi asik." jawabnya.

Chika memberikan minum pada Aran.

"Makasih cantik." Chika tersenyum tipis.

Aran meminum habis minuman yang diberikan Chika, sepertinya dokter tampan itu sangat kelelahan.

"Panggilin yang lainnya gih suruh makan siang dulu sebelum lanjut kerja." Aran mengangguk dan langsung memanggil teman-temannya sesuai perintah Chika.

"Aran nurut banget ya Chik." Chika mengangguk.

"Kata mamanya dia emang ga neko-neko dan satset kak."

"Oalah pantes aja pekerja keras." keduanya terkekeh.

Tak lama Aran pun datang dengan teman-temannya dan beberapa warga juga tentunya.

"Ayo ayo makan dulu ya, silahkan di ambil nasinya." ucap Eli.

Mereka pun langsung berbaris untuk mengambil nasi, kecuali Aran.

"Kamu ga makan Ran?" Aran menggeleng sembari mengatur nafasnya.

"Mereka dulu aja aku mah gampang." ucapnya.

"Makan bareng aku ya ga ada penolakan." ucap Chika.

Aran mengacak rambut Chika gemas dan terkekeh. Lucu sekali wanita didekatnya ini, semakin hari Chika semakin lucu karena melibatkan Aran didunianya.

"Iya nanti suapin ya." ucap Aran, Chika tersenyum tipis.

Aran tersenyum melihat teman-temannya dan warga begitu dekat, interaksi mereka tidak terlihat seperti orang baru  Aran senang apa yang ia inginkan sejak dulu tercapai saat ini.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Chika, Aran hanya menggeleng.

"Sini makan." Aran duduk didekat Chika.

Sesuai permintaan Aran, Chika dengan telaten menyuapi Aran.

Sudah seperti suami istri saja kedua manusia ini.

ZAHRAN [Chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang