𝟏𝟖. 𝐍𝐨𝐬𝐞𝐛𝐥𝐞𝐞𝐝

4.1K 163 0
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Beberapa jam telah berlalu.

Darkan dan Jeff masih berada di kantor polisi, mereka di sana terus diinterogasi beberapa pertanyaan, dan mereka mengatakan kebohongan dengan cukup apik.

Dari beberapa rekaman CCTV yang ditampilkan, jalur yang dilalui oleh Darkan saat membawa Anne ke rumah sakit tidak menimbulkan kecurigaan apa pun, itu menunjukkan bahwa mereka tidak singgah ke suatu tempat terlebih dahulu, dan tidak semua area jalanan berada dalam pengawasan CCTV.

Namun, sebelumnya nyatanya Darkan telah mengatasinya, saat di toilet di rumah sakit, ia telah mengirim pesan pada anak buahnya yang berhasil bekerja di sana, sehingga waktu dan beberapa rekaman CCTV itu telah berhasil di manipulasi.

Jadi, sampai saat ini para polisi masih belum dapat memutuskan terlibat atau tidaknya Darkan dan Jeff sebagai pelaku.

"Sekali lagi saya tegaskan, kami tidak mungkin melibatkan diri kami dengan hal menjijikkan seperti menculik dan menyiksa wanita." Jeff berucap dengan tegas, dan ia cukup terkejut ternyata Darkan diam-diam telah mengatasi masalah dengan apik.

Setelah selesai merapikan beberapa berkas, salah satu polisi yang sedari tadi selalu mengajukan pertanyaan menghela napas berat sambil menatap Darkan dan Jeff secara bergantian.

"Saya telah memutuskan bahwa kalian dapat pergi dari tempat ini, tetapi kalian masih berada dalam pengawasan kami."

Dua orang polisi bangkit dari duduknya, Darkan dan Jeff pun melakukan hal yang sama lalu mereka saling berjabat tangan. "Terima kasih atas kerja samanya." Salah satu polisi berucap, lalu mereka mengantar Darkan dan Jeff keluar dari ruangan.

Setelah berada di tempat parkir, Jeff berterima kasih, lalu seorang polisi yang mengantarkannya pun pergi.

"Darkan, aku akan memanggil Enzo untuk menjemput kita dari sini."

"Arghhh." Darkan tidak menjawab, ia mengumpat sambil mendongakkan kepalanya ke atas saat menyadari darah mengalir di hidungnya.

"Hidungmu!" Jeff memekik terkejut, sedangkan Darkan terus menyeka hidungnya dengan sapu tangannya.

"Aku sudah meminta Enzo agar dia cepat kemari, dia akan segera datang."

"Tunggu!" Darkan memekik terkejut. "Katakan pada Enzo, Ben, dan Jasper agar mereka bertiga jangan keluar dari rumah itu!" Darkan panik, ia berucap sepelan mungkin, tetapi penuh penekanan, dan membiarkan darah terus mengalir di hidungnya.

"Kenapa memangnya? Kau aneh."

Darkan lantas mengumpat dan menggeretakkan giginya. "Apa kau lupa mereka bertiga sedang dicari-cari oleh polisi??!"

Jeff lupa akan hal itu, ia mengakui dirinya sangat teledor! Lalu ia segera menelepon Enzo, tetapi panggilan tak kunjung diangkat.

"Terus telepon dia, dia bukan tipe orang yang tidak mengangkat panggilan telepon walaupun sedang menyetir, dia pasti mengangkatnya."

Dan benar saja, Enzo akhirnya mengangkat panggilan tersebut.

"Aku telah memintanya agar tidak pergi ke mana pun, termasuk Ben dan Jasper."

Darkan berkacak pinggang sambil mengangguk. "Pesan taksi."

"Setidaknya kita pergi ke restoran terlebih dahulu, kau mimisan pasti karena kelelahan." Jeff selaku sahabat Darkan sejak kecil tentunya sangat peduli, tetapi ia yakin Darkan pasti akan menolak sarannya.

"Tidak, kita langsung pulang saja ke apartemen, ada berkas yang harus aku urusi."

"Ngomong-ngomong mengenai kartu identitas dalam bentuk digital kapan kau membuatnya?" tanya Jeff setelah memesan taksi, ia sungguh penasaran, waktu sangat terbatas, tetapi Darkan berhasil mengatasi masalah satu persatu dengan cepat.

"Sejak kau berkata agar kita berpura-pura menjadi detektif."

Jeff perlahan menganggukkan kepalanya, ia akan belajar banyak hal dari sahabatnya itu, gerakannya yang tanpa banyak berbicara, diam-diam dia ternyata telah mengambil langkah.

TBC

Jangan lupa vote dan komennya yaa.





(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang