_
■■■
"Ayo." Jean akan meraih tangan Anne, tetapi dia lantas melipat kedua tangannya di depan dada lalu melangkah lebih dulu.
"Anne, kita benar-benar sudah tidak bisa seperti dulu lagi?"
Anne menghentikan langkahnya, tatapannya datar dan dalam hatinya telah dipenuhi oleh kekecewaan dan kekesalan yang mendalam. "Aku sudah banyak memberimu kesempatan agar berubah, tetapi kau tetap sama saja."
"Aku tidak bisa terus bersama seseorang yang selalu menyakitiku."
"Aku menyakitimu?? Aku menyayangimu, Anne. Kau harusnya mengerti."
Anne memalingkan wajahnya dengan air mata membendung.
"Anne, aku mohon... kita bisa seperti dulu lagi, kan?"
"Berhenti terobsesi padaku!" Emosi Anne kembali meledak.
Jean langsung menatapnya dengan datar. "Aku tidak terobsesi padamu, aku hanya melakukan hal yang menurutku benar, aku mencintaimu."
"Iya, tapi itu dulu! Sekarang kau berubah, kau tidak mencintaiku lagi! Atau mungkin dulu juga kau hanya berpura-pura!"
"Jaga bicaramu, kita sudah melewati banyak hari dengan bahagia, apa kau pikir itu hanya kebohongan??"
Anne terkekeh dengan air mata yang mengalir, dan ia segera menyekanya. "Bahagia? Yang ada kau selalu membuatku terluka."
"Jaga bicaramu, Anne." Jean berucap dengan penuh penekanan lalu menarik tangan Anne, membawanya pergi ke tempat parkir.
Setelah mereka tiba di tempat parkir dan berdiri di samping motor sport hitam, Jean memberikan helm pada Anne. "Pakai."
Anne menerima helm itu dan memakainya, begitu pun dengan Jean.
"Naik." Jean meminta agar Anne segera naik ke motornya sambil menunjuk jok motor dengan dagunya, lalu Anne mau tak mau naik ke motor sport itu.
"BRUMMM!!"
"JEANNN!!!"
Anne memekik terkejut dan refleks memeluk Jean dengan sangat erat karena dia tiba-tiba melajukan motornya dan mengerem secara mendadak, yang membuatnya hampir terjatuh karena ia belum selesai duduk dengan baik.
"Kau mau membunuhku??!" Anne bertanya dengan napas memburu dan segera melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Jean.
Jean menolehkan sedikit kepalanya, lalu menggeleng. "Aku hanya ingin kau memelukku."
***
"Apa kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat muram sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝
Teen Fiction"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬...