𝟏𝟎. 𝐎𝐟 𝐂𝐨𝐮𝐫𝐬𝐞 𝐈𝐭 𝐇𝐮𝐫𝐭𝐬

6.3K 276 5
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

"Apa kau gila meninggalkan Anne begitu saja???

Jeff bertanya dengan emosi karena sedari tadi Darkan mengabaikan pertanyaan-pertanyaannya sampai keduanya masuk ke dalam mobil.

"Aku memiliki rencana dan aku yakin itu tidak akan gagal."

"Apa rencanamu??" Jeff bertanya dengan dahi berkerut, raut wajah emosinya masih terlihat jelas, ia selalu heran dengan sahabatnya itu. 

"Aku akan menelepon Sebastian."

"Untuk... apa?"

"Kau pasti tahu bahwa Jean adalah adik tiriku."

"Lalu?"

"Aku akan membicarakan sesuatu agar mereka menjemputnya secara paksa dari sini." Darkan berucap sambil mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak sang Ayah, tak membutuhkan waktu yang lama ia menemukannya.

Selagi menunggu telepon diangkat, Darkan mengetuk-ngetukkan jari tangannya pada stir mobil, tetapi sedari tadi telepon tak kunjung diangkat.

Namun, Darkan tak akan menyerah, ia terus menelepon sang ayah sampai akhirnya panggilan telepon tersambung.

"Halo."

Darkan terdiam sejenak. "Halo."

"Darkan??"

Terdengar dari seberang telepon sang Ayah sepertinya sangat terkejut.

"Mengapa kau meneleponku?"

"Aku ingin meminta maaf."

"T-tunggu, aku akan pergi ke ruangan kerjaku, di sini ada Ibumu yang terus bertanya tentangmu."

Darkan refleks mengeratkan cengkraman tangan pada ponselnya setelah mendengar ucapan ayahnya barusan, ia mengerti maksud ucapan Sebastian yang sengaja memperhalus kalimat 'mengganggu' menjadi 'terus bertanya tentang dirinya'.

"Halo."

"Ya." Darkan menyahut saat sang ayah mulai kembali bersuara.

"Ini pertama kalinya kau meneleponku setelah sekian lama."

"Yeah, terakhir kalinya saat aku berusia 10 tahun."

"Kau meneleponku hanya untuk meminta maaf?"

"Ya, mafkan sikapku saat di rumah sakit tadi." 

Dari seberang telepon sang ayah terdengar tertawa angkuh. "Baguslah jika kau menyadari kesalahanmu."

"Aku akan mematikan telepon jika sudah tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan."

"Mari kita berbicara sebentar tentang anakmu." Darkan berucap dengan cepat sebelum sang Ayah mematikan sambungan teleponnya.

(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang