𝟕𝟔. 𝐇𝐨𝐩𝐞 𝐈𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐏𝐚𝐬𝐭

2.2K 117 0
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

"AAAA!!!!"

Darkan yang tengah fokus mengetik di keyboard laptopnya mengerjap, ia terkejut mendengar suara teriakan seseorang, bukan suara wanita melainkan pria, ia pun segera keluar dari kamarnya.

"Jeff??" Setelah membuka pintu, Darkan mendapatinya yang terduduk di lantai dengan napas memburu dan kedua matanya melotot, dia seperti telah melihat hantu saja!

"Mengapa ada Anne di sini???" Jeff menunjuk kamarnya sambil berusaha berdiri dengan memegangi pinggangnya yang terasa sakit karena membentur lantai, ia terjatuh saking terkejutnya setelah membuka pintu kamarnya tadi mendapati Anne yang tidur di atas tempat tidurnya.

Tidak terbayang ataupun terpikirkan sama sekali Anne akan berada di apartemen Darkan.

"Jean mengganggunya sampai menyimpan kamera tersembunyi di apartemennya, jadi aku mengajaknya kemari."

"Mengerikan."

"Enzo tidak membuat masalah kan hari ini?" Darkan bertanya dengan suara pelan dan melirik ke arah kamar yang ditempati Anne.

Darkan bertanya untuk memastikan mengenai bisnis kakeknya yang akhir-akhir ini tidak berjalan dengan baik seperti biasanya.

Jeff berjalan ke arah dapur untuk meminum air. "Dia tidak mengacau, dia justru menang lagi dan membuat keuntungan besar seperti biasanya, tetapi aku malas mendengar keluhannya itu tentang wanita, padahal salahnya sendiri yang sangat kasar, saat diberi nasehat dia malah selalu pergi begitu saja."

Darkan mengangguk lalu mengerutkan keningnya. "Ngomong-ngomong, kenapa kau datang kemari? Kau kan punya apartemen sendiri?"

Jeff meletakkan gelas dengan memakai tenaga hingga mengeluarkan bunyi hentakan keras, lalu ia berdecak pelan, tampak tertekan. "Aku sedang bermain petak umpet dengan salah satu mantanku, sepertinya dia sebelas dua belas seperti adikmu."

"Jangan anggap Jean sebagai adikku." Darkan mengoreksi dengan tatapan tajamnya.

Jeff menghela napas dan mengangguk. "Salah satu mantanku akhir-akhir ini mengejar-ngejarku tanpa henti, aku melihatnya sedang menunggu di depan pintu apartemenku. Untungnya dia belum melihatku, jadi aku dapat melarikan diri." jelasnya dengan bersungut-sungut, terlihat begitu kesal.

"Salahmu sendiri yang dengan seenaknya sering sekali mengajak wanita berkencan dan tidur lalu meninggalkan mereka."

"Jika kau terus melakukan itu, kau sama saja seperti Enzo."

"Bedanya kau menyakiti wanita dalam hal mempermainkan perasaan mereka, sedangkan Enzo melakukan kekerasan fisik pada mereka."

Ucapan terus terang Darkan dengan nada bicara tenang itu membuat Jeff terdiam.

(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang