𝟑𝟐. 𝐈𝐬 𝐇𝐞 𝐑𝐞𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐚 𝐃𝐞𝐭𝐞𝐜𝐭𝐢𝐯𝐞?

3.5K 163 1
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■


Darkan mengendari motornya di hutan dengan kecepatan sedang karena jalur hutan sulit dilalui jika memakai kendaraan, dan entah di mana Anne, ia telah mencari wanita itu dalam waktu yang cukup lama, apakah dia berhasil keluar dari hutan yang begitu luas ini?

"ANNE."

"KAU DI MANAAA."

"SUDAH AKU KATAKAN BERAPA KALI, KAU TIDAK PERLU TAKUT. KAMI PASTI AKAN MEMENJARAKAN TIGA REKAN KERJA KAMI."

Darkan sangat berharap teriakannya dapat di dengar oleh Anne, dan berharap dia akan menghampirinya tanpa merasa takut padanya.

"Anne!" Darkan memekik terkejut saat melihat Anne tergeletak di bawah pohon, lalu ia turun dari motor tanpa mematikannya agar di sekitarnya tidak gelap, tersorot oleh cahaya motor.

"Sadarlah!" Darkan panik, ia ingin menepuk pipi Anne untuk menyadarkannya, tetapi ia telah berjanji tidak akan menyentuhnya tanpa izin, bukan?!

Darkan menggeleng keras, hal seperti ini sama seperti saat Anne muntah, tidak mungkin ia tidak menunjukkan rasa kemanusiaannya jika di keadaan seperti ini, meskipun ia telah berjanji tidak akan menyentuhnya sedikit pun.

"A-Anne, sadarlah..." Darkan menjadikan kakinya sebagai tumpuan kepala Anne, ia dengan ragu menepuk pipinya.

Perlahan Anne membuka matanya, yang pertama kali ia lihat adalah wajah Darkan dengan sorot mata menatap penuh kekhawatiran, napasnya memburu, dan dia tersenyum saat ia memanggil namanya.

"Kau aman..."

Anne lantas memeluk Darkan dengan sangat erat, dan tangisannya pecah, ia menangis dengan keras.

"T-tenanglah..." Darkan berusaha menenangkan tanpa membalas pelukannya.

"Di sini sangat gelap..."

"Y-ya... karena tidak ada lampu." Darkan menyahuti ucapan Anne dengan jawaban yang asal lalu dengan perlahan ia berusaha melepaskan tangannya yang melingkar erat pada tubuhnya.

"A-aku pikir aku akan mati..."

"Y-ya... tetapi saat ini kau masih hidup."

Secara perlahan Darkan masih berusaha melepaskan tangan Anne yang melingkar erat pada tubuhnya, tentu ia merasa sangat tak nyaman.

Anne yang menyadari Darkan ingin menjauh, ia pun semakin mengeratkan pelukannya.

Darkan mengerjap. "T-tolong berhenti memelukku. Aku tahu kau merasa takut, tetapi aku tidak mengizinkanmu memelukku selama ini."

Anne menggeleng. "Di mana rasa kemanusiaanmu, aku membutuhkan pertolongan..."

Darkan menghela napas berat dan diam, membiarkan Anne menangis dan masih memeluk dirinya dengan begitu erat.

(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang