𝟐𝟑. 𝐏𝐚𝐥𝐩𝐢𝐭𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧

3.6K 169 0
                                    

_

■■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■■

Tak ada pembicaraan apa pun antara Darkan dan Anne selama mengantarkannya menuju kamar, sesuai keinginannya yang ingin beristirahat.

"Tuan Darkan." Langkah mereka terhenti saat seseorang memanggilnya sambil menghampirinya.

Darkan melangkah mendekat pada pria itu, mereka membicarakan sesuatu mengenai bisnis dengan sangat serius.

"Darkan, di mana Anne?" Jeff yang tengah berjalan menghampiri Darkan tidak melihat Anne di sekitarnya.

Darkan lantas menatap ke sekelilingnya, Anne melarikan diri! Lalu ia memerintah pada semua anak buahnya agar segera mencarinya.

"Seperti yang aku duga, dia berencana untuk melarikan diri!"

Darkan tidak menanggapi ucapan Jeff, ia melangkah ke arah yang berlawanan dengannya.

Sesekali Darkan berlari walaupun langkahnya lebar dan cepat. Mansion miliknya yang sangat luas membuat mereka kesulitan menemukan Anne.

Darkan menghentikan langkahnya sejenak, merasa sangat sesak karena terus melangkah dan berlari dengan sangat cepat lalu kembali berlari setelah merasa napasnya lebih baik dari sebelumnya.

"Terbuka?" Darkan bergumam sambil memperhatikan pintu yang menuju kebun terbuka dengan lebar.

"Anne?" Darkan bergumam pelan saat menemukannya.

Dari kejauhan Darkan melihat Anne tengah berjalan dengan santai, seolah wanita itu bukan sedang melarikan diri, tetapi sedang melihat-lihat pemandangan di sekitarnya.

Darkan menghela napas secara kasar lalu kembali melangkah dengan cepat, dan di saat yang sama Anne menoleh ke arahnya.

Selama melangkah ke arahnya, entah mengapa Darkan merasa jantungnya berdebar kencang.

"Ada apa?" Anne bertanya setelah Darkan berdiri tepat di depannya.

"Apa yang kau lakukan di sini??"

"Hanya ingin." Anne menjawab dengan ketus dan mengalihkan wajahnya ke arah lain, memandangi pemandangan sungai di depannya sambil memegang pada pegangan jembatan dari tembok yang dipijaknya.

Anne menengadahkan wajahnya ke atas langit dengan mata terpejam, lalu mengambil napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

Darkan terdiam, memperhatikan Anne yang tampaknya tengah menenangkan diri dengan suasana dan hembusan angin di sore hari yang berada di area kebun mansion miliknya ini.

"Sejuk." Anne bergumam sambil membuka matanya. 

Darkan mengangguk setuju dengan ucapan Anne, angin di sore hari memang selalu terasa sejuk, apalagi jika berada di ruang terbuka dengan banyak pohon di sekitarnya.

Namun... ada satu hal yang saat ini Darkan bingungkan, apa Anne tidak merasa takut dengan suasana di sekitar kebun mansion miliknya ini?

Apalagi kebun di mansionnya bukan seperti kebun pada umumnya karena masih mempertahankan alam yang alami dengan tidak banyak mengubahnya, dan menyatu dengan lingkungan sekitar, hanya saja dibatasi oleh pagar yang kokoh dan tinggi.

"Jembatan ini membahayakan." Anne bergumam sambil memperhatikan jembatan yang dipijaknya terdapat beberapa bagian yang hancur.

"Ya, itu ulah para penyusup, mereka menembaknya."

"M-menembak??"

"Anne, apa kau tidak takut pergi ke tempat ini sendiri??"

"Tidak." Anne menjawab, tetapi tampak ragu dengan ucapannya sendiri.

"Aneh. Jeff saja bahkan dia tidak berani pergi ke tempat ini sendiri, apalagi jika sudah sore."

Anne menatap keselilingnya, ia perlahan menganggukkan kepalanya. "Jika mengingat hal yang menyeramkan, tempat ini memang terlihat seperti itu."

Darkan mangambil langkah lebih mendekat, mengikis jarak mereka, sampai kaki Anne yang tidak memakai alas kaki apa pun mengenai bagian depan sepatunya. "Sebelumnya apa kau berniat melarikan diri melalui jalur ini?"

Anne hanya menelan ludahnya dengan kedua mata membulat sempurna, sedangkan Darkan kali ini mengikis jarak antara wajah mereka. "Yang kukatakan itu benar 'kan, hmm?"

TBC

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN, THANKS🦋


(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang