𝟎𝟗. 𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐢𝐜𝐤𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠 𝐓𝐡𝐢𝐧𝐠

6.9K 287 11
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Jean emosi mendengar ucapan sarkas yang diucapkan Darkan, tetapi ia memilih menahannya, untuk kali ini ia tidak ingin berkelahi.

"Baiklah, aku percaya bahwa kalian adalah detektif, tetapi..." Jean menjeda kalimatnya sejenak, ia tampak berpikir. "Bagaimana dengan para penjahat?"

"Jangan khawatir, para penjahat telah kami masukkan ke dalam penjara." Kali ini Darkan yang menjawab dan juga intonasi bicaranya terdengar tenang.

"Aku ingin tahu alamatnya."

"Untuk apa?"

"Tentu saja untuk melihat para pelaku yang telah mencelakai Anne. Jika bisa, aku ingin menghajar mereka satu persatu!" Jean tampak serius, tak main-main dengan ucapannya.

Darkan dan Jeff tampak menahan tawa mendengar ucapan konyol yang diucapkan Jean barusan. 

"Tidak perlu sampai seperti itu. Kejadian yang lalu biarlah berlalu, yang terpenting kekasihmu selamat dan juga para pelaku berada di dalam penjara." Jeff berucap dengan serius, berusaha menyakinkan, seolah ucapannya bukanlah kebohongan.

Jean akhirnya mengangguk, pertanda ia setuju dengan ucapan Jeff.

Jeff pun berdeham untuk mengurasi rasa kering di tenggorokannya, dan mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan sambil menjalin jari-jemarinya dengan tatapan serius.  "Maaf sebelumnya, aku ingin bertanya mengenai polisi."

"Tentu." 

"Apa kau... telah menelepon polisi untuk memberitahu bahwa kekasihmu itu telah ditemukan?" Jeff bertanya dengan ragu dan hati-hati.

Jean tampak terkejut lalu merogoh saku celananya. "Aku belum menelepon polisi, terima kasih telah mengingatkanku." Mata Jean berbinar, dia senang karena berpikir Jeff mengingatkannya.

Jeff panik dan menyesal, seharusnya ia tidak mengatakan itu tadi! Karena sebelumnya ia mengira Jean telah menelepon polisi.

"Aku pikir kau tidak perlu menelepon polisi."

Jean yang baru saja akan mencari riwayat panggilan, mengurungkan niatnya, menatap Darkan dengan tatapan bingung. "Apa yang kau maksud?"

"Lihat dia." Darkan menunjuk Anne dengan dagunya. "Aku pikir jika kau menelepon polisi sekarang kau akan sibuk mengurus laporan. Apa kau tega akan meninggalkannya di ruang rawat inap ini sendiri? Lagi pula, para penjahat yang menculiknya telah kami masukkan ke dalam penjara."

Jean pun tampak berpikir, perlahan ia menganggukkan kepalanya. "Kau benar juga." lalu ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Darkan terlebih dahulu. "Perkenalkan namaku Jean Sebastian, dan dua orang yang sempat bertemu dengan kalian tadi adalah kedua orang tuaku, mereka biasa dipanggil dengan panggilan Sebastian dan Shopia."

(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang