_
■■■
Anne menghela napas lega karena akhirnya sesi menari secara berpasang-pasangan telah selesai, tetapi ia merasa tubuhnya semakin lama terus terhuyung, ia sulit mengendalikan keseimbangan tubuhnya.
"Berhenti menatapku." Anne berucap dengan nada tinggi, tetapi tiba-tiba tersenyum dengan tubuh yang terhuyung, Darkan segera memegang kedua lengannya, tetapi dengan cepat kembali menarik tangannya lagi.
"Kau mabuk."
Anne menggeleng sambil tersenyum. "Tidak."
"Permisi." Darkan menarik tangan Anne lalu menggenggam tangannya, membawanya keluar dari keramaian.
"Kita akan kemana?" Anne bertanya sambil tertawa kecil karena merasa menyenangkan saat Darkan tiba-tiba menariknya keluar dari keramaian.
Anne mengeratkan genggaman tangan mereka, sontak membuat Darkan melepaskan genggaman tangannya.
"Kita akan ke dapur, di sana ada beberapa minuman yang dapat membuat mabukmu cepat mereda, terutama meminum air putih."
Anne menggeleng. "Aku tidak mabuk." ucapnya sambil tersenyum dengan lebar, tidak seperti biasanya.
Darkan berkacak pinggang. "Dari gerak-gerik dan cara bicaramu saja sudah membuktikan bahwa kau mabuk."
Anne menggeleng pelan sambil meremat dress-nya saat merasa tak dapat lagi berdiri dengan tegap jika tanpa bantuan dan tanpa menyandar pada apa pun.
Darkan menghela napas berat, sepertinya akan sulit jika membawa Anne ke dapur, apalagi dapur mansion milik Mr. Geo ini cukup jauh dari aula di mana mereka berada saat ini.
"Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Darkan berucap sambil menuntun Anne agar menyandar pada dinding di belakangnya.
Anne mengangguk sambil tersenyum, tetapi ucapan Darkan barusan baginya hanyalah angin yang berlalu karena kesadarannya semakin berkurang akibat pengaruh minuman alkohol.
Beberapa tamu lain melewati mereka, dan Anne dengan ramah menyapa mereka semua dengan melambaikan tangan dan memperlihatkan senyuman lebarnya hingga matanya sedikit menyipit.
Darkan yang melihat tingkah Anne seperti itu saking merasa gemasnya ia tanpa sadar tersenyum dan mengusap atas kepalanya. "Aku akan segera kembali."
Darkan pergi dengan senyuman lebar di bibirnya, ia tidak bisa mengendalikannya lagi, dan ia tidak peduli jika ada orang yang melihatnya tersenyum-senyum sendiri.
Setelah Darkan pergi, Anne mendongakkan kepalanya ke atas, menatap dengan excited pada sebuah lampu gantung berukuran besar yang tergantung di atas sana.
Anne merasa excited karena membayangkan sepertinya akan menyenangkan jika ia berayun pada lampu gantung berukuran besar itu.
Anne menguap sambil menatap ke bawahnya, menatap high heels yang dipakainya, tetapi bertepatan dengan saat itu ada seseorang yang tiba-tiba berdiri tepat di depannya, dilihat dari sepatunya orang itu seorang pria, dia pasti Darkan, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
(¹) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐝
Ficção Adolescente"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘭𝘶𝘬𝘢, 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬, 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩𝘬...