4.4

57 9 1
                                    

Lee Hyukjae sudah menangani puluhan kasus sepanjang karirnya di kepolisian.

Tapi ia berani bersumpah bahwa ia sama sekali belum pernah berurusan dengan kasus kriminal yang luar biasa jahat dan melibatkan nasib anak-anak tidak bersalah seperti ini. Selama ini ia hanya sekedar tahu saja dari Kim Seokjin tentang kasus yang sedang pria itu tangani dengan teman-temannya (yang sebenarnya punya catatan kriminal juga, tapi tidak parah-parah amat). Ia tidak pernah terbayang bahwa semuanya akan jadi seperti ini.

Gila. Orang sinting mana yang menyimpan belasan karung bubuk mesiu di basement panti asuhan?

Ketika ia menginspeksi basement sambil mengawasi anak buahnya mengamankan barang bukti, ia berkali-kali mengumpat dalam hati.

Dengan bubuk mesiu sebanyak ini, api sekecil apapun bisa menyebabkan ledakan dan kebakaran hebat. Lee Hyukjae tidak bisa membayangkan semengerikan apa bencana yang akan terjadi kalau ia terlambat mengetahui tentang belasan karung bubuk mesiu itu, kalau saja Seokjin dan tim-nya terlambat...

"Omong-omong, bagus juga idenya, Pak." seorang anak buah yang kebetulan sedang ikut berjaga bersamanya di hotel tempat anak-anak panti mengungsi tiba-tiba saja berceletuk.

"Maksudnya?"

"Iya, menyewa satu hotel ini untuk anak-anak panti asuhan. Dibandingkan tempat tinggal mereka sebelumnya yang nggak layak banget itu, ini pasti membuat mereka semua senang."

Hyukjae tersenyum miring. Sebenarnya ini bukan idenya. Sepasang cowok dan cewek–teman-temannya Seokjin–yang mencetuskan ide ini secara spontan, membayar sewa hotel di muka, kemudian meminta Hyukjae serta polisi lainnya untuk berjaga.

Kalau mereka bukan teman-temannya Seokjin, Hyukjae mana mau menurut begitu saja. Tapi ia mempercayai teman-temannya ini sama seperti ia mempercayai Seokjin.

Lagipula, ia tahu pasti situasi Seokjin saat ini. Hatinya turut merasa tidak tenang ketika ia tahu Bae Joohyun, perempuan yang setahu Hyukjae sangat dicintai Seokjin itu, terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia ada di posisi Seokjin–bagaimana jadinya jika kekasihnya sendiri yang terluka parah dan harus mendapat penanganan serius di rumah sakit sementara dia sendiri harus menunggu dan dihantui perasaan cemas luar biasa....

"Memangnya benar ya pak, kalau pemilik panti asuhannya yang sengaja menyimpan karung-karung mesiu itu di basement panti?"

"Belum jelas, tapi yang pasti, sekarang orangnya nggak bisa dihubungi." Hyukjae menghela napasnya sambil bersandar ke dinding.

"Kudengar dari yang lain pemilik panti asuhannya malah kabur. Apa kita sudah–"

Suara dering ponsel membuat Hyukjae bersorak di dalam hatinya. Akhirnya, ia bisa lolos dari ocehan anak buahnya yang cerewet ini.

Tanpa permisi, Hyukjae berjalan menuju sudut lobby hotel yang cukup sepi untuk menjawab telepon yang masuk di ponselnya.

"Ya?"

"Komisaris Lee? Ini aku, Jungkook."

"Aku tahu, nama kamu nongol di layar waktu kamu telepon."

"Oh, iya–itu, ada yang ingin kubicarakan dengan anda. Kalau kondisi di hotel sudah kondusif, apa anda berkenan untuk mampir ke rumah sakit sebentar?"

Hyukjae mengerutkan keningnya. Insting polisinya mencium gelagat yang tidak biasa dari nada bicara Jungkook.

"Nggak masalah, aku memang mau ke sana kok. Apa yang mau kamu bicarakan?"

"Anu... kurasa aku dan Namjoon punya rencana untuk membuat Kim Wooyoung keluar dari persembunyiannya."  

LEVERAGE [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang