Case 3 : Collateral Damage

62 7 1
                                    

Seokjin

Sepertinya semua berjalan sesuai rencana.

Setelah semalaman suntuk menyusun strategi dari kasusnya Yeri—dan setelah semalaman suntuk juga aku tidak tidur karena memikirkan cara untuk meminta maaf kepada Joohyun, aku akhirnya memutuskan untuk turun tangan membantu Yeri dan panti asuhannya. Joohyun benar, kalau aku tidak melakukan apapun untuk membantu nasib anak-anak panti asuhan tidak bersalah itu, aku pasti bakal merasa bersalah seumur hidupku. Aku memang harus berhati-hati barangkali organisasi mengincar keluargaku, aku tidak boleh gegabah. 

Tapi, itu bukan berarti aku harus diam saja mengurung diri di markas seperti anak anjing yang ketakutan, kan?

Makanya, aku lega bukan main ketika rencana A dan B kami berjalan dengan lancar. Aku berhasil membuat Pak Kim Wooyoung, si pemilik yayasan panti asuhan yang gendut dan serakah itu tergiur dengan tawaranku untuk menjadi perusahaan kontraktor yang mengurus rencana penggusurannya. Sementara itu, Joohyun tampaknya juga berhasil menjebak CEO perusahaan kontraktor yang sebelumnya bekerja sama dengan yayasan panti. Besok, kami tinggal menunggu salah satu dari mereka menelepon sebelum kami melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Rencanaku adalah membuat yayasan panti dan perusahaan kontaktor membatalkan perjanjian secara sepihak. Kita lihat siapa yang lebih dulu melakukannya, kemudian ambil kesempatan itu untuk mengambil alih kendali kekuasaan. Jadi, entah itu aku sebagai perusahaan kontraktor bohongan yang memegang kuasa atau Joohyun sebagai investor bohongan yang berhasil melakukannya, pada akhirnya salah satu dari rencana kami harus berhasil.

Sejauh ini sih mereka tidak menunjukkan kecurigaan terhadap kami, dan kuharap mereka akan terus seperti itu sampai kami berhasil membongkar kebusukan mereka ke publik—dan mungkin, menyita sedikit harta kekayaan mereka juga.

"Jadi, sekarang apa?" tanya Namjoon, ketika kami berlima tengah berkumpul di ruang tengah. Hari sudah malam, dan kami sedang bekerja bersama-sama membaca berkas-berkas yang berhasil Yeri curi dari brankas di kantor yayasan sebelumnya. Joohyun tampak belum melepaskan riasan yang dikenakannya setelah bertemu dengan CEO perusahaan kontraktor tadi siang, dan—demi tuhan, dia tampak sangat menawan dengan riasan seperti itu. Namjoon, di sisi lain, sudah ganti baju dengan kaos hitam polos yang terlalu ketat andalannya lengkap dengan celana training. Jungkook, seperti biasa, berkutat di depan layar laptopnya sementara Yeri tampak setengah mengantuk sambil membaca beberapa berkas yang ada di tangannya.

"Kita menunggu." jawabku santai, mataku tetap terarah pada layar tablet yang sedari tadi ada di hadapanku. "Cepat atau lambat salah satu dari mereka akan menyambut umpan yang kita lempar, kita tinggal tunggu siapa yang lebih dulu melakukannya."

"Hmm, kedengarannya menyenangkan." Namjoon tersenyum, menyimpan beberapa kertas yang tampak membosankan di tangannya, kemudian beranjak dari tempat duduknya. "Baiklah, kalau gitu aku mau quality time sama Koya-ku dulu ya!"

Dengan kecepatan kilat, cowok berbadan kekar itu berlari menuju kamarnya. Aku tahu cintanya kepada anjing peliharaannya itu sangat besar, jadi aku sama sekali tidak masalah saat dia membawa anak manis itu ke markas dan sesekali membiarkannya berlarian ke sekeliling tempat ini. Tapi karena dengar-dengar Koya baru sembuh dari sakit, anjing itu lebih sering tidur di kamarnya Namjoon dan belum punya cukup tenaga untuk berlarian seperti biasanya.

Makanya, aku sangat mewajarkan Namjoon saat ini yang tentu ingin menghabiskan waktu semalam suntuk dengan belahan hatinya itu.

"Aku ngantuuuk~" Yeri menguap sambil meregangkan kedua tangannya ke atas. "Berkas-berkas ini nggak ada artinya buatku. Harusnya aku ambil aja tiga emas batangan yang nongkrong dengan cantik di dalam brankas itu!"

"Heh, bukannya kamu mau tobat jadi pencuri?" tanya Jungkook, matanya menatap Yeri tajam-tajam.

"Terus kamu pikir berkas yang sekarang ada di tangan kita ini apa, Jeon Jungkook? Berkas hasil hibah? Jelas-jelas aku yang mencurinya!"

LEVERAGE [Book 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang