Genre : Romance
Casts : Jimin, Yoongi
Tag(s) : Kissing, Soft boy Yoongi
Audience : Teenager
Written by : AliceSeoul, January 28th '2023
Jimin tampak bersandar nyaman pada kap mobilnya. Beberapa kali pemuda bersurai ash blonde itu memainkan kunci di sela jemari untuk sekadar menghilangkan rasa gugup. Sudah jelas, dia sedang menunggu kedatangan seseorang.
Omong-omong ini kencan pertamanya, dengan seorang teman lama yang pada akhirnya berubah status menjadi kekasih. Karna itu rasanya berkali lipat lebih gugup. Jimin tidak ingin berlaku sama seperti saat mereka menjadi seorang teman dekat. Sosok itu kini kekasihnya, dan Jimin ingin melakukan yang terbaik.
"Jimin."
Jimin menoleh, pada suara lembut yang halus memanggilnya. Namun Jimin tidak tau, jika jantungnya tidak siap untuk menerima apa yang ditangkap oleh netra. Melihat bagaimana sang kekasih berjalan menghampirinya, dengan outfit pastel yang teramat manis untuk ditatap.
"Maaf. Menunggu lama, ya?"
Jimin berdeham, menegakkan tubuh untuk berdiri berhadapan, "aku menunggu Yoongi, tapi kenapa bidadari yang datang?"
Satu pukulan kecil mengenai dada kirinya. Jimin justru tertawa, tenaga itu tidak berarti apa-apa. Justru rona merah di pipi kekasihnya yang samar terlihat dari remang cahaya lampu, yang membuatnya tersenyum lebar.
"Hentikan, Jimin."
"Tidak, tidak. Aku serius, Yoon," ucap Jimin halus. "Kau cantik sekali malam ini."
"Memang biasanya tidak?"
"Biasanya kau terlihat manis, tapi malam ini kau tampak memukau. Aku tidak tau berapa banyak keindahan yang kau sembunyikan sebenarnya."
"Jimin!"
Pukulan kembali diterima, namun kali ini Jimin menangkap kepalan tangan itu sembari tertawa renyah. Jimin menarik Yoongi, membawanya merapat untuk dapat pelukan di pinggang.
"Aku menyesal, mengapa tidak sejak dulu aku mengajakmu berkencan," ucap Jimin pelan, dengan tatapan penuh pada jelaga Yoongi.
Yoongi sendiri tertawa kecil, meletakkan kedua telapak tangan pada dada bidang prianya. "Kau secinta itu padaku, ya?"
"Ya," sahut Jimin yakin. "Aku mencintaimu, Yoon. Sangat."
Entah mengapa, tiba-tiba saja Yoongi menjadi salah tingkah. Padahal, dia sadar dia yang memulai itu lebih dulu.
"Kita harus pergi sekarang, Jimin," ucap Yoongi kemudian, sengaja mengalihkan pembicaraan. Pipinya merona, tatapan Jimin benar-benar membuatnya berdebar.
Jimin tersenyum kecil, merapatkan lingkar lengannya di pinggang sang kekasih. "Beri aku satu kecupan, lalu kita pergi."
"Yang benar saja!" Yoongi melebarkan pupilnya, lucu sekali dilihat. "Kita masih di depan flatku omong-omong. Seseorang bisa saja melihat—"
"Tidak ada orang yang melihat, sayang," potong Jimin, dengan suara rendahnya yang mendebarkan. "Satu kecupan saja. Bibirmu itu sejak tadi mengacaukan fokusku."
Yoongi melirik sekitar dengan gugup, lalu kembali mendongak menatap Jimin yang tersenyum. Sedikit banyak dia ragu, namun walau begitu tetap saja kakinya berjinjit untuk mempertemukan bibirnya dengan bibir Jimin.
Satu kecupan manis, sejuta bunga yang meledak. Jimin mengangkat lebar sudut bibir, menghadiahi Yoongi dengan dua kecupan balasan di tempat yang sama.
"Terima kasih, sayang. Ayo kita berkencan."
