Draft 15

159 11 7
                                    


"Kamu nunggu di sini sendiri nggak apa-apa?"

Gadis itu mengangguk, tersenyum manis pada Jimin, "iya, nggak apa-apa. Kamu nggak lama, kan?"

"Paling 20-30 menit," sahut Jimin, sembari menilik arloji di pergelangan tangannya. "Aku bawa hapeku kok, kalo butuh apa-apa langsung telfon aja, ya?"

Yuri mengangguk sekali lagi, membiarkan kekasihnya itu menepuk pucuk kepalanya dua kali sebelum pamit untuk pergi mengecek panggung.

Besok adalah puncak acara ulang tahun kampus, jadi sebagai bagian dari panitia inti, Jimin bertugas untuk memastikan semua hal telah siap dan sesuai rencana.

"Eh, ada orang."

Yuri baru saja mencoba menyibukkan diri untuk menonton tayangan youtube sebelum suara seseorang menginterupsi dengan nada terdengar begitu ramah.

"Siapa ini? Panitia dari tingkat satu?"

Yuri menggeleng tak enak, "bukan, bukan. Maaf.. aku numpang nunggu Jimin di sini."

"Oh! Ini pacarnya Jimin?"

Sosok itu, seorang pemuda yang tak seberapa tinggi, memiliki kulit luar biasa putih dan senyuman manis yang sejak tadi dipamerkan cuma-cuma.

"I-iya."

"Yaampun! Gimana, sih, Jimin ini? Kok pacarnya ditinggal sendiri?" sosok itu mengomel, nadanya terdengar imut sekali. "Aku bantu cariin, ya? Mungkin dia lagi cek panggung sama tim sarpras."

"Eh, nggak usah," Yuri buru-buru menahan, karena gestur pemuda manis itu terlihat hendak berbalik untuk keluar ruang ukm. "Tadi Jimin udah ke sini, kok. Aku diminta nunggu sebentar. Nggak apa-apa."

"Oh, gitu?"

Lalu dia mendekat pada Yuri, untuk mengulurkan tangan tepat di hadapan. "Kalo gitu kita kenalan, yuk? Aku Min Yoongi."

Yuri tersenyum. Menjabat uluran tangan Yoongi dengan gerakan lembut.

"Aku Yuri, dari Fakultas Bahasa."

"Okay! Salam kenal, Yuri."

Yoongi tersenyum sekali lagi. Manis. Yuri jadi kagum sendiri melihat sosok semanis dan seramah itu. Astaga, dia seperti malaikat.

"Mau cokelat? Ini aku punya," Yoongi terburu mengeluarkan sebatang cokelat dari pursenya, "aku tau nunggu itu nggak enak, bikin bosen. Jadi, kamu makan cokelat aja biar mood tetep bagus."

Yuri menerimanya, menggumam kata terima kasih sembari tersenyum kecil. Gadis itu tidak biasanya menerima pemberian orang dengan mudah, apalagi jika mereka baru saja berkenalan. Tetapi entah mengapa, Yoongi seperti memiliki aura yang sulit ditolak.

"Em, jadi.. Yoongi satu fakultas sama Jimin?"

Yoongi mengangguk semangat. Pemuda manis itu menyempatkan untuk menoleh pada Yuri meskipun ia tengah sibuk mencari sesuatu di kardus peralatan.

"Iya, kita satu fakultas. Kita juga ambil banyak kelas yang sama," sahut Yoongi, terdengar aktif sekali jika dia berbicara. "Kamu mau cari info apa tentang Jimin? Tanya aja, aku bantu spill tingkahnya kalo di kampus."

Selesai mengatakan itu Yoongi terkekeh jenaka, membuat Yuri mau tak mau ikut tertawa terbawa suasana. Sungguh, Yoongi itu tipikal orang yang mudah membuat orang lain nyaman berbincang dengannya.

"Jimin pasti jahil banget, ya?"

"Mm, lumayan?"

Yoongi tertawa, namun detik berikutnya dia mengibas tangan di udara, "bercanda ih. Nggak. Jimin itu baik orangnya, dia loyal banget sama temen-temen. Nggak pernah mikir dua kali kalo ada temen yang butuh dibantu."

9593 TrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang